Hanya Tumbuh 2,6%, Ekonomi Korea Terendah Sejak 2012

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Selasa, 26 Jan 2016 12:33 WIB
Selain terimbas beberapa katalis global, lambatnya pertumbuhan negeri gingseng itu juga dikarenakan anjloknya besaran ekspor Korea pada 2015.
Presiden Korea Selatan Park Geun-hye. (REUTERS/Kim Hong-Ji).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan tercatat kembali melambat ke level 2,6 persen, menyusul pelemahan ekonomi domestik yang terjadi pada kuartal IV 2015.

Selain terimbas beberapa katalis global, lambatnya laju pertumbuhan negeri gingseng tersebut tahun lalu juga disebabkan oleh anjloknya besaran ekspor Korea pada 2015.

Hal ini ditandai dengan lesunya pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal keempat tahun lalu, yang hanya tercatat mencapai 50 persen dari kuartal sebelumnya akibat pelemahan penjualan properti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, pada kuartal III 2015 posisi PDB Korea Selatan mengalami pertumbuhan sebesar 1,3 persen atau yang  terbesar dalam lebih dari lima tahun seiring dengan surutnya isu mengenai wabah serius MERS (Middle East Respiratory Syndrome) surut.

Berangkat dari hal itu, pada Selasa (26/1) Bank Sentral Korea (Bank of Korea) kembali merevisi bahwa laju pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada 2016 masih akan berada di bawah 3,0 persen.

Meski begitu, sejumlah analis berpendapat bahwa proyeksi laju pertumbuhan Bank Sentral Korea dinilai utopis lantaran saat ini pemulihan ekonomi global dan pelambatan di Tiongkok dinilai masih sulit dipenuhi ketidakpastian.

"Apakah ekonomi Korea dapat membukukan pertumbuhan 3,0 persen pada tahun 2016? Itu tergantung pada upaya pemerintah untuk merangsang permintaan domestik dan perbaikan dalam kondisi eksternal," Ujar ekonom Eugene Investment & Securities Co. Lee Sang Jae, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Selasa (26/1).

Jae menjelaskan, selain pelemahan ekonomi China faktor yang turut menjadikan penurunan angka ekspor juga disebabkan oleh penaikan mata uang won Korea Selatan terhadap yen Jepang, sementara mitra dagang terbesarnya yakni China memulai serangkaian devaluasi mata uangnya.

Tak hanya itu, dia bilang faktor pelemahan harga minyak global juga dinilai menjadi faktor utama perlambatan ekonomi Korea lantaran pendapatan negara tersebut sejatinya masih banyak didapat dari ekspor minyak dan gas bumi.
(dim/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER