Jakarta, CNN Indonesia --
Harga minyak mentah dunia tercatat menguat pasca pemerintah Rusia memutuskan akan menggelar pertemuan dengan anggota organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) terkait kebijakan pengurangan angka produksi minyak mentah yang ditaksir bisa mencapai lima persen per negara.
Mengutip data perdagangan New York Mercantile Exchange, harga minyak mentah jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret tercatat meningkat US$92 sen ke level US$33,22 per barel.
Sedangkan untuk minyak mentah
Brent North Sea untuk penyerahan Maret, juga tercatat naik US$79 sen ke level US$33,89 per barel di London. Padahal sebelumnya, penaikan tertinggi harga minyak Brent terjadi tiga minggu lalu di angka US$36 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Julian Jessop, Kepala Riset Komoditas Capital Economics mengatakan, usulan pertemuan tersebut harus dianggap serius karena Rusia dan Arab Saudi masing-masing menghasilkan sekitar 10 juta barel per hari, atai mewakili hampir 20 persen dari pasokan global.
Namun, Jessop meragukan semua langkah nyata dari seruan terbaru Rusia.
"Kami tetap sangat skeptis bahwa pertemuan tersebut akan menghasilkan pemotongan pasokan kredibel," kata mereka dalam sebuah catatan klien.Hal yang sama juga diungkapkan Jason Bordoff, Direktur Pusat Kebijakan Energi Global Columbia University. Bordoff berpadangan himbauan mengenai pengurangan angka produksi minyak dinilai hanya merupakan upaya Rusia untuk mengetes pasar.
"Jadi, kami melihat ini sebagai tidak lebih dari upaya untuk menggeser sentimen pasar, dan kami tidak berharap bahwa itu akan mengubah ketidakseimbangan fisik pasar. Ada kemungkinan bahwa Rusia sedang menguji situasi untuk mengukur seberapa jauh anggota OPEC akan menanggapi ide pemotongan (produksi)," tutur Bordoff. (dim)