Pantau Harga Minyak, Pemerintah Belum Putuskan Asumsi APBNP

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 25 Feb 2016 03:00 WIB
Pemerintah perlu melihat kondisi harga minyak beberapa bulan ke depan, untuk kemudian kembali menghitung angka-angka yang tertera pada APBNP.
Dirjen Anggaran Kemenkeu Askolani menyebut pemerintah perlu melihat kondisi harga minyak beberapa bulan ke depan, untuk kemudian kembali menghitung angka-angka yang tertera pada APBNP. (CNN Indonesia/Agust Supriadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia terus mengalami penurunan. Hal tersebut berpotensi mengubah sejumlah asumsi ekonomi yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.

Namun hal tersebut belum mendorong pemerintah untuk segera mengajukan pembahasan revisi APBN 2016 ke meja parlemen. Kementerian Keuangan saat ini masih melakukan perhitungan terkait beberapa perubahan asumsi yang menjadi patokan pemerintah dalam menyusun anggaran dan belanja negara.

"Soal revisi nanti tunggulah pada waktunya, masih ada beberapa proses kedepan yang harus dilakukan," ujar Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani kepada CNNIndonesia.com, Rabu (24/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Askolani mengatakan saat ini harga minyak mentah dunia memang sulit ditebak. Dalam asumsi APBN 2016, pemerintah menargetkan harga minyak mentah dunia berada di level US$50 per barel, namun seiring berjalannya waktu harga minyak merosot tajam bahkan sempat di bawah US$30 per barel.

Namun harga minyak dunia bukanlah isu utama dalam perubahan APBN. Meskipun akibat pergerakan tersebut memberikan pengaruh terhadap penerimaan negara, khususnya PPh Migas dan PNBP. Tapi, porsinya tidak signifikan.

Tak hanya harga minyak mentah, revisi juga akan menyasar sejumlah asumsi lainnya seperti target penerimaan negara khususnya yang berasal dari migas.

Menurutnya APBN yang sudah berjalan nyaris selama dua bulan ini masih cukup terkendali. Ia menyatakan pemerintah perlu melihat kondisi harga minyak beberapa bulan ke depan, untuk kemudian kembali menghitung angka-angka yang tertera pada APBNP.

"Ini masih akan di-review Menteri Keuangan secara keseluruhan dulu, baru kemudian beliau akan usulkan kebijakan bila diperlukan ke Presiden," ujarnya.

Sebelumnya Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menyebutkan anjloknya harga komoditas dunia diprediksi akan menyurutkan penerimaan negara. Bambang mengatakan negara berpotensi kehilangan Rp90 triliun apabila harga minyak mentah dunia berada di level US$30 per barel.

“Minyak itu kalau harganya US$30 mungkin penerimaannya bisa turun sampai Rp90 triliun," ujar Bambang di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (17/2). (gen)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER