Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) telah menerbitkan ketentuan mengenai penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dalam Rupiah, dari 7,5 persen menjadi 6,5 persen, yang mulai berlaku pada 16 Maret 2016.
Keputusan penurunan GWM Primer dalam Rupiah merupakan bagian dari pelonggaran kebijakan moneter yang diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18 Februari 2015, selain penurunan BI Rate.
"Pelonggaran ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan kapasitas pembiayaan perbankan untuk mendukung kegiatan ekonomi," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara dalam keterangan resminya, Senin (14/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketentuan penurunan GWM Primer dituangkan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/3/PBI/2016 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional.
Dalam beleid tersebut disebutkan BI juga memberikan kelonggaran kewajiban pemenuhan GWM primer dalam rupiah sebesar 1 persen untuk jangka waktu 1 tahun bagi bank yang melakukan merger atau konsolidasi terhitung sejak berlaku efektif.
Dengan pemberian kelonggaran atas kewajiban pemenuhan GWM Primer dalam rupiah sebesar 1 persen tersebut maka GWM primer dalam rupiah yang wajib dipenuhi oleh bank yang melakukan merger dan konsolidasi yang semula 6,5 persen diturunkan menjadi sebesar 5,5 persen dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam rupiah.
Sebelumnya, Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengungkapkan penurunan GWM primer dalam rupiah sebesar seratus basis poin itu bisa menambah likuiditas hingga Rp34 triliun ke pasar.
Selanjutnya, Agus berharap penurunan GWM primer dalam rupiah yang diiringi oleh penurunan suku bunga acuan BI (BI rate) menjadi 7 persen bisa memperkuat upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Adapun terkait trasmisi dari BI rate yang diturunkan dan GWM primer dalam rupiah yang diturunkan, kami berharap akan bisa efektif dan lebih bisa dirasakan itu diantara satu sampai tiga bulan (ke depan),” ujarnya belum lama ini.