Manajemen yakin Keuangan XL Sehat Pasca Lego 2.500 Menara

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Kamis, 17 Mar 2016 09:38 WIB
Tahun ini XL ingin menekan jumlah utang Rp13,29 triliun terdiri atas utang jatuh tempo senilai Rp3,93 triliun dan percepatan pelunasan utang Rp10,8 triliun.
Tahun ini XL ingin menekan jumlah utang Rp13,29 triliun terdiri atas utang jatuh tempo senilai Rp3,93 triliun dan percepatan pelunasan utang Rp10,8 triliun. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT XL Axiata Tbk optimistis fundamental keuangan perusahaan akan sehat pasca melego sampai 2.500 menara di semester I 2016. Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin menyatakan, tujuan utama monetisasi menara adalah untuk mengurangi utang perusahaan.

“Kalau sukses tentunya fundamental keuangan dari XL makin sehat,” ungkap Adlan, Kamis (17/3).

Dijelaskannya, perseroan pada tahun ini ingin menekan jumlah utang hingga Rp13,29 triliun. Utang tersebut terdiri atas utang jatuh tempo senilai Rp3,93 triliun dan percepatan pelunasan utang yang mencapai Rp10,8 triliun. Rencananya, seluruh utang jatuh tempo tahun ini akan dibayar dengan kas internal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sumber dana untuk percepatan pelunasan utang berasal dari rights issue dan penjualan menara. Dua aksi korporasi ini masing-masing tengah berjalan,” jelasnya.

Adlan menyatakan, jika semua berjalan mulus dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika relatif stabil maka tahun ini XL Axiata berpotensi mencicipi keuntungan.

“Kami sudah lakukan hedging. Kalau semua normal, kami bisa untung tahun ini,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, tender menara tahap II yang tengah dilakukan XL Axiata dikabarkan tak hanya menarik minat perusahaan lokal. Namun beberapa perusahaan asing juga disebut siap bersaing, apabila pemerintah benar-benar mengubah ketentuan Daftar Negatif Investasi (DNI) pada bidang usaha menara menjadi 49 persen terbuka bagi investor asing pada 2017 mendatang.

Sementara dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, pemerintah masih menutup kesempatan investor asing masuk dalam bisnis menara dengan hanya mengizinkan investor lokal menguasai 100 persen saham perusahaan menara.

Usulan DNI memang telah masuk ke Presiden sejak Februari 2016, tetapi belum keluar Peraturan Presiden.

“Kalau peserta sudah ambil dokumen dan belum ada yang mundur. Kami ada Non Disclosure Agreement (NDA) dengan semua peserta. Nama peserta tender saja tak boleh kami buka,” kata Adlan.

Ia menjelaskan, dalam melepas menara perseroan tak hanya menjadi pembeli, tetapi mitra yang ideal, sehat, dan kuat. “Kita ini bukan jual putus. Itu menara kan di-lease back. Jadi cari partner yang ada nilai tambah,” pungkasnya.

Sementara itu, analis Bahana Sekuritas Leonardo Henry Gavaza mengkalkulasi jika XL melepas 2.500 menara dengan nilai sekitar Rp1,6 miliar akan ada dana segar masuk ke kantong perusahaan sekitar Rp 4triliun.

“Ini akan signifikan membantu fundamental keuangan perseroan tetapi ada risiko penurunan pendapatan di sewa menara serta naiknya biaya jaringan,” katanya.

Bahana memperkirakan XL tahun 2016 akan memiliki pendapatan sekitar Rp24,2 triliun dengan keuntungan mencapai Rp449 miliar. Sementara dari sisi pelanggan, XL diperkirakan bisa memiliki 43,298 juta pelanggan dengan average revenue per user (ARPU) sekitar Rp41 ribu sepanjang 2016. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER