Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menyambut baik keputusan Presiden Joko Widodo yang memutuskan pengembangan (Plan of Development/POD) Blok Masela dilakukan di darat (onshore).
Menurut Rizal, pengembangan Blok Masela di darat akan mendatangkan untung yang lebih besar dibanding jika hal tersebut dilakukan di laut lepas. Rizal mengklaim keuntungan pengembangan Blok Masela di darat lebih besar 4 miliar dollar jika dibanding dilakukannya hal serupa di laut.
"Presiden dalam pengarahan mengatakan bahwa tidak boleh hanya sebagai sumber devisa. Kalau di laut itu artinya hanya sumber devisa. Indonesia akan dapat 2,5 miliar dolar per tahun. Tapi kalau kita buat di pulau, 90 kilometer dari lokasi kita bisa bikin pabrik pupuk, industri petrokimia, dan Indonesia bisa dapat 6,5 miliar dolar setiap tahun," kata Rizal di Gedung Arsip Nasional, Jakarta, Rabu (23/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai Jokowi memutuskan pengembangan Blok Masela di darat, Rizal mengaku langsung mendapat berbagai sms dan telepon dari tokoh masyarakat di Maluku. Dalam pesannya kepada Rizal, para tokoh masyarakat disebut bahagia karena pengembangan Blok Masela akhirnya dilakukan di darat.
"Ini adalah paradigma baru. Kita tidak ingin seperti masa lalu, sumber daya alam diekspor begitu saja. Kita ingin supaya ada nilai tambahnya, ada industri di dalam negeri. Ini sebetulnya Nawacita, Trisakti. Saya bangga dengan Pak Jokowi, beliau benar-benar amanah dalam menjalankan konstitusi. Mudah-mudahan keputusan lain soal SDA juga dalam arah yang sama," katanya.
Jokowi telah memutuskan arah pengembangan Blok Masela dalam kunjungannya ke Bandara Soepadio, Pontianak, Kalimantan Barat, siang tadi. Ia menyatakan ingin ekonomi daerah dan juga ekonomi nasional terimbas dari adanya pembangunan Blok Masela.
Sebelumnya, SKK Migas menyatakan molornya keputusan pengembangan blok Masela bakal membuat adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan mundurnya investasi hingga 2 tahun.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan jajarannya mendapat informasi dari salah satu investor, INPEX Indonesia, bahwa sampai dengan hari Kamis 10 Maret 2016 belum ada keputusan terhadap persetujuan revisi POD Blok Masela yang sudah diajukan oleh INPEX Indonesia sejak awal September tahun lalu.
Maka, lanjut Amien, INPEX Indonesia telah memutuskan untuk melakukan downsizing personil INPEX di Indonesia. Downsizing tersebut direncanakan hingga menjadi 40 persen dari total personil di Indonesia.
“SKK Migas mengkhawatirkan bahwa hal ini akan menimbulkan lay off,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (16/3).