Jakarta, CNN Indonesia -- Ditengah volatilitas harga komoditas bahan tambang saat ini, PT ANTAM (Persero) Tbk (ANTAM) mengandalkan emas untuk mendukung laju bisnisnya. Hal ini seperti yang diungkapkan Tri Hartono Sekretaris Perusahaan itu,Rabu (30/3).
“Kami berharap dari bisnis emas agar performa perusahaan terjaga,” ujarnya.
Tri mencatat harga emas pada kuartal I tahun 2016 relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Kuartal I 2015 harga komoditas emas US$1.218/oz, sedangkan kuartal I tahun ini US$1.176/oz ini relative stabil,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara harga nikel saat ini masih volatile. Perusahaan itu mencatat harga nikel kuartal I tahun ini sebesar US$3,8 per pon. Untuk mengantisipasi hal itu, ANTAM melakukan efisiensi biaya secara intens supaya operasional tetap profit. Pengurangan biaya itu dinilai bias mengurangi biaya produksi feronikel.
“Kami bias tekan biaya tunai sebesar US$3,44 per pon untuk feronikel sampai dengan Februari 2016, khusus feronikel kita ini low cost producer,” katanya.
Tri menduga penurunan harga nikel ini dikarenakan oversupply di China dan efek pelemahan kondisi perekonomian global. Meskipun demikian sampai saat ini ANTAM terus melakukan commissioning Coal Fired Power Plant (CFPP) di pabrik peleburan nikel Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
CFPP diharapkanakan lebih mengurangi biaya operasi feronikel. Perseroan memang tengah berupaya menyelesaikan Proyek Pengembangan Pabrik Feronikel (P3FP) di Pomalaa yang saat ini sudah mencapai 99 persen.
Berdasarkan catatan Perseroan, P3FP akan menjadikan produksi feronikel setahun menjadi 27.000-30.000 ton nikel dalam feronikel (TNi).