BP Batam Kaji Lokasi Pembangunan Pembangkit Nuklir Perdana

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Senin, 04 Apr 2016 13:07 WIB
Badan Pengusahaan (BP) Batam bersama BATAN tengah mengevaluasi sejumlah pulau yang cocok untuk dijadikan lokasi PLTN pertama di Indonesia.
Badan Pengusahaan (BP) Batam bersama BATAN tengah mengevaluasi sejumlah pulau yang cocok untuk dijadikan lokasi PLTN pertama di Indonesia. (CNN Indonesia/Vega Probo).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengusahaan (BP) Batam tengah melakukan studi awal untuk proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia.

"Kami sudah melakukan studi tapak guna mengetahui lokasi yang tepat untuk pembangunan pembangkit tersebut," kata Direktur Promosi dan Humas BP Batam Purnomo Andiantono di Batam, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Senin (4/4).

Purnomo menyebut studi tersebut dilakukan pada sejumlah pulau di Kota Batam bekerjasama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proses pembangunan PLTN setidaknya membutuhkan waktu 10 tahun. Kami sudah melakukan pengecekan pada sejumlah lokasi terkait rencana tersebut," katanya tanpa menyebutkan nama pulau yang dimaksud.

Tidak hanya melakukan studi awal, BP Batam bahkan sudah menyelesaikan prafeasibility study. Sehingga begitu studi awal selesai, kedua badan tersebut akan melakukan sosialisasi ke masyarakat.

“Jadi prosesnya masih lama,” kata dia.

Sumber Energi Lain

Untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik Pulau Batam dan pulau lain disekitarnya, BP Batam menurutnya juga sudah mempelajari kemungkinan pembangunan pembangkit listrik dengan sumber energi lain seperti arus dan gelombang laut.

Namun hal tersebut tidak memungkinkan mengingat gelombang dan arus laut di sekitar jembatan Barelang tidak terlalu kuat untuk bisa menghasilkan daya besar.

"Berbagai kemungkinan pembangkit berbagai sunber energi sudah kami pelajari. Namun mamang belum ada yang pas," kata Andi.

Sebelumnya perusahaan milik Pemerintah Rusia, Rosatom beberapa kali mengunjungi BP Batam menawari kerjasama pembangunan PLTN yang dinilai lebih hemat beberapa kali,dibanding menggunakan gas dan BBM.

Pembangkit nuklir dinilai cocok untuk industri dengan kemampuan pembangkit hingga 4.800 megawatt (MW).

Director of Business Development Rasatom Anna Kudryavtseva mengungkapkan jika proyek mereka sudah dilakukan Turki dengan menghasilkan energi 2400 MW. Mereka membutuhkan lahan sekitar 40 hektare jika pemerintah dan masyarakat setuju Rosatom membangun PLTN di Batam. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER