Pemanfaatan Nuklir untuk Energi Listrik Ada di Tangan Jokowi

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2015 03:34 WIB
Kementerian ESDM sudah menyiapkan buku putih pembangunan PLTN 5 ribu MW, menunggu persetujuan dari Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan). (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) memastikan Indonesia sangat siap untuk memgembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Untuk dapat menggiatkan penelitian dan pengembangan nuklir untuk listrik hanya tinggal menunggu persetujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Maritje Hutapea mengungkapkan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) telah membuat buku putih sebagai panduan pengembangan energi nuklir di Indonesia yang telah disetujui Menteri ESDM Sudirman Said.

"Saya kira semua tahu ini bukan angan-angan. Kami sudah susun buku putih pembangunan pembangkit listrik 5 ribu MW dari tenaga nuklir dan sudah ditandatangani Pak Menteri. Itu tinggal menunggu launching. Kami menunggu fatwa Presiden Jokowi go or not go. Kalau jalan, kita jalan," kata Maritje dikutip dari laman Kementerian ESDM, Selasa (16/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Maritje secara teknologi dan sumberdaya manusia, Indonesia sangat siap dalam mengaplikasikan tenaga nuklir menjadi sumber tenaga listrik. Bahkan hingga kini, sudah terdapat permintaan dari sejumlah Pemerintah Daerah di Indonesia untuk menggarap proyek PLTN.

"Ada banyak permintaan dari Kalimantan, Bangka, dan di luar Pulau Jawa,"tutur Maritje.

Namun, Kementerian ESDM disebutnya tidak bisa begitu saja mengizinkan pengembangan PLTN di daerah-daerah yang berencana bekerjasama dengan swasta.

"Kita juga tidak mau gegabah,, terutama yang dikhawatirkan masyarakat terkait safety dan bisa dipertanggung jawabkan," tegas Maritje.

Menurutnya salah satu hambatan sampai saat ini adalah penolakan dari masyarakat yang belum paham betapa pentingnya energi nuklir, sehingga selama ini persepsi yang berkembang di masyarakat hanya sebatas bahaya nuklir.

“Untuk mengubah kesan ini harus disosialisasikan," pungkas Maritje. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER