Jakarta, CNN Indonesia -- Penggunaan nuklir sebagai sumber tenaga listrik di Indonesia tampaknya akan segera terwujud beberapa tahun ke depan. Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Satya Widya Yudha mengatakan nuklir harus secepatnya digunakan dalam pembangunan pembangkit listrik baru di Indonesia.
"Nuklir harus dipakai. Paling tidak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) harus dimulai karena membutuhkan waktu lebih dari lima tahun. Harus masuk dalam
platform kita menuju ke sana," ujar Satya di daerah Cikini, Jakarta, Minggu (1/3).
Walaupun mendukung penggunaan nuklir sebagai sumber energi, namun pembangunan pembangkit listrik untuk mencapai target penambahan 35 ribu Megawatt (MW) pasokan listrik di Indonesia tidak akan menggunakan energi dari uranium tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satya menyebutkan, batubara dan gas akan diprioritaskan menjadi sumber energi listrik selama lima tahun kedepan.
"Batubara dan gas harus menjadi prioritas sumber energi. Sampai saat ini stok batubara masih terjamin bagi kebutuhan nasional. Permasalahan hanya ada pada spesifikasi batubara yang tidak pas dengan kebutuhan pembangkit," ujar Satya.
Pemerintah diketahui telah menetapkan target untuk meningkatkan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 35 ribu MW untuk lima tahun ke depan. Selain itu, rasio elektrifikasi nasional juga ditargetkan mencapai angka 100 persen lima tahun mendatang.
Pada 2013 lalu rasio elektrifikasi nasional telah mencapai angka 79,3 persen. Pemerintah telah menargetkan rasio elektrifikasi nasional di 2015 ini harus mencapai 85 persen.
(gen)