Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde memperkuat sinyal lembaganya bakal kembali merevisi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dari angka proyeksi yang dibuat Oktober 2015 lalu sebesar 3,4 persen. IMF dijadwalkan merilis angka proyeksi terbaru, pekan depan.
Lagarde menilai pertumbuhan ekonomi dunia saat ini masih dalam fase pemulihan, sudah tidak dalam fase krisis lagi.
“Namun, kabar yang tidak begitu baiknya adalah pemulihan masih terlalu lambat, terlalu rapuh, dan risiko-risiko terhadap daya tahannya meningkat," kata Lagarde ketika berpidato di Frankfurt, Jerman, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Rabu (6/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan yang telah dua periode memimpin IMF itu mengatakan, negara-negara di dunia telah kehilangan momentum untuk menggenjot pertumbuhan bersama. Hal tersebut terbukti dari masih parahnya pertumbuhan ekonomi China sebagai penggerak utama perekonomian dunia, harga komoditas yang masih rendah, dan rencana banyak negara untuk melanjutkan pengetatan belanjanya.
“Sebagian besar negara-negara berkembang justru menjadi pendorong pemulihan. Sementara harapan negara-negara maju akan mengambil tongkat pertumbuhan, tidak terjadi,” katanya.
Risiko TerorBerbeda dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dibuat sebelumnya, kali ini Lagarde memasukkan risiko terorisme yang secara eskalasi terus meningkat sebagai salah satu faktor penghambat pertumbuhan.
“Ancaman epidemi global, serta konflik dan penganiayaan yang memaksa orang untuk meninggalkan rumah mereka membuat negara-negara harus waspada,” tegasnya.
Untuk dapat meredam ketakutan tersebut dan menjaga laju pertumbuhan ekonomi sesuai rencana yang dibuat masing-masing negara, Lagarde menganjurkan agar seluruh pemerintahan melanjutkan percepatan reformasi struktural, mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif dan berinvestasi dalam infrastruktur.
(gen)