Harga Bensin Murah, FIF Optimistis Kredit Motor Ngebut Lagi

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Rabu, 06 Apr 2016 14:47 WIB
Kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM dinilai bisa meningkatkan daya beli masyarakat untuk barang-barang tersier seperti sepeda motor.
Kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM dinilai bisa meningkatkan daya beli masyarakat untuk barang-barang tersier seperti sepeda motor. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Federal International Finance (FIF) menargetkan bisa menyalurkan kredit pembelian sepeda motor sebesar Rp30 triliun tahun ini, naik 9,09 persen dibandingkan realisasi penyaluran kredit 2015 sebesar Rp27,5 triliun.

Direktur FIF Suhartono memperkirakan target tersebut bisa lebih mudah tercapai, setelah pemerintah menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan penugasan pada kuartal II 2016 ini yang dibarengi dengan penurunan harga BBM non subsidi PT Pertamina (Persero). Kebijakan itu menurutnya bisa meningkatkan daya beli masyarakat untuk barang-barang tersier seperti sepeda motor.

"Kami optimistis 2016 ini penjualan roda dua akan naik seiring dengan penurunan harga BBM. Dalam sejarah, ketika harga BBM turun maka penjualan motor naik,” kata Suhartono dikutip dari Kantor Berita Antara, Rabu (6/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, FIF sendiri telah mencatat peningkatan penyaluran kredit sepanjang kuartal I 2016 menjadi Rp7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6 triliun. Jumlah kredit yang dicairkan ke masyarakat itu diperkirakan bakal meningkat pada kuartal II tahun ini, seiring dengan perayaan hari raya Idul Fitri.

"Saya percaya, periode April sampai Hari Raya Lebaran nanti akan terjadi kenaikan yang signifikan," katanya.

Tren peningkatan penyaluran kredit menjelang lebaran di Indonesia menurut Suhartono sudah berlangsung sejak 10 tahun lalu, dipicu oleh keinginan masyarakat memiliki kendaraan baru untuk digunakan berhari raya.

“Setelah itu mulai landai dalam arti konsisten, nanti di posisi Desember mulai turun karena banyak libur," papar Suhartono.

Obligasi Rp2,2 Triliun

Untuk meningkatkan kapasitas penyaluran kreditnya ke masyarakat, Suhartono mengaku perusahaannya berencana menerbitkan obligasi tahap empat sebesar Rp2,2 triliun pada kuartal II 2016.

"Target penerbitan obligasi perusahaan sebesar Rp10 triliun, sebelumnya sudah dikeluarkan sebesar Rp3,375 triliun, lalu Rp3,5 triliun dan Rp1,5 triliun, jadi ada sisa sekitar Rp2,2 triliun lagi. Penerbitan obligasi ini tahap empat dan akan dikeluarkan pada semester II, namun itu tergantung kondisi pasar," ujarnya.

Sementara Direktur Utama Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ignatius Girendroheru mengatakan bahwa pasar obligasi di dalam negeri tahun ini akan melanjutkan tren penguatan ditopang fundamental ekonomi domestik.

"Stabilitas ekonomi makro domestik seperti terjaganya inflasi, tren penguatan rupiah terhadap dolar Amerika menjadi salah satu faktor penopang pasar obligasi domestik," katanya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER