Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana Bank Indonesia (BI) menambah benchmark atau acuan baru bagi pasar keuangan dengan meluncurkan instrumen baru yang disebut berbentuk
reverse repurchase (repo) deposito berjangka tujuh hari dinilai bakal mendongkrak kinerja bank yang fokus mengucurkan kredit bagi korporasi.
Kepala Riset Daewoo Securities Taye Shim mengatakan perubahan itulah yang pemerintah Indonesia inginkan untuk mendorong pergerakan pasar. Shim menilai
fixed overnight rate tidak mencerminkan keadaan pasar yang sebenarnya. Sementara,
reverse repo lebih sensitif dengan pergerakan pasar.
Hal itu, lanjutnya, bakal mendongkrak kinerja bank yang berfokus terhadap penyaluran kredit korporasi. Pasalnya, Shim menilai jika perubahan acuan terjadi, maka roda perekonomian bakal lebih digerakkan oleh korporasi atau sektor swasta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Terkait
benchmark baru ini, kami melihat PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Negara Indonesia Tbk akan mendapat efek positif paling besar, karena mereka
corporate credit banking,” jelasnya di Jakarta, Kamis (14/4).
Analis Deutsche Bank Raymod Kosasih mengatakan rencana penerbitan intrumen baru tersebut sesuai dengan perkiraannya, yang menyatakan akan adanya acuan baru yang lebih relevan dengan kondisi pasar serta rencana penurunan cadangan primer lanjutan, dari 6,5 persen menjadi 5 persen.
“Kendati terdapat risiko dari intervensi suku bunga oleh pemerintah, perubahan potensial ini akan positif untuk pasar kredit serta mengurangi risiko margin bunga bersih (
Net Interest Margin/NIM),” jelasnya dalam riset.
NPL TurunRaymond juga menyatakan, akan terjadi penurunan tingkat kredit macet (
Non Performing Loan/NPL) yang membuat biaya kredit bakal melemah atau
flat dan akan mengimbangi NIM yang lebih rendah.
“Mencapai suku bunga kredit satu digit akan memakan waktu; tapi, bank-bank besar berada di posisi yang baik untuk "mengakomodasi" perubahan ini & dengan demikian memiliki visibilitas pendapatan yang lebih besar,” jelasnya.
Pada Jumat (15/4) esok, bank sentral Indonesia rencananya akan mengumumkan instrumen kebijakan moneter baru. Meskipun belum diketahui pasti kebijakan yang akan ditempuh oleh BI.
Reverse repurchase atau dikenal repo itu sendiri merupakan transaksi penjualan surat utang negara dari BI kepada perbankan dengan syarat akan dibeli kembali oleh BI pada jangka waktu tertentu. Tingkat bunga acuan Repo saat ini berada di kisaran 5,75 persen. Sedangkan, BI
rate saat ini bertengger pada posisi 6,75 persen.
(gen)