New York, CNN Indonesia -- Harga perak melonjak 22 persen sepanjang tahun ini dan menyentuh level tertingginya dalam 11 bulan terakhir. Perak menjadi komoditas investasi paling menarik di bursa Amerika Serikat (AS), diikuti oleh emas yang harganya naik 18 persen sejak Januari 2016.
Pada perdagangan Selasa (19/4), harga perak ditutup di level US$ 17 per ons, sedangkan emas diperdagangkan pada harga US$1.254 per ons.
Dasn Denbow, pengelola USAA Precious Metals dan Minerals Fund kepada
CNN Money menuturkan, dalam beberapa minggu terakhir perak diperdagangkan pada harga yang sangat murah, meski diakui harganya selalu tak lebih mahal dibandingkan emas. Namun, lonjakan harga perak pada Selasa (19/4) berhasil memangkas selisih harganya dengan harga logam mulia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga perak bergerak naik seiring dengan mulai stabilnya perekonomian China. Membaiknya ekonomi Negeri Tirai Bambu dinilai analis membuka harapan positif bahwa permintaan perak akan kembali meningkat.
"Perak sangat berbeda dengan emas. Komoditas ini lebih berguna untuk industri, sehingga kenaikan harganya lebih didorong oleh permintaan industri," kata Philip Diehl, Presiden U.S Money Reserve yang merupakan mantan pimpinan United States Mint.
Kenaikan harga perak juga terjadi saat bursa saham AS mengalami apresiasi. Indeks Dow Jones dan S&P pada perdagangan Selasa kembali mendekati level tertingginya sepanjang masa.
Kedua komoditas logam ini tak hanya menarik bagi investor lokal, tetapi juga mengundang pembeli dari luar AS, antara lain dari Jepang dan Eropa yang tengah menerapkan kebijakan suku bunga negatif dan dihantui deflasi. Emas dan perak dinilai menawarkan perlindungan aset yang lebih baik bagi investor ketimbang instrumen investasi pasar uang.
"Ketidakpastian pada tingkat kebijakan dan kepentingan moneter telah mendorong minat investor kembali ke logam mulia," kata Andrew Chanin, CEO PureFunds. .
Namun tidak semua orang yakin bahwa perak merupakan investasi terbaik saat ini.
(ags/gen)