Kuartal I 2016, Laba Radana Finance Hanya Tumbuh 3,8 Persen

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Rabu, 20 Apr 2016 18:19 WIB
PT Radana Bhaskara Finance Tbk membagikan dividen 2015 kepada pemegang saham sebesar Rp8,1 miliar atau Rp3,5 per saham
Ilustrasi investasi. PT Radana Bhaskara Finance Tbk membagikan dividen 2015 kepada pemegang saham sebesar Rp8,1 miliar atau Rp3,5 per saham. (Thinkstock/RyanKing999)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Radana Bhaskara Finance Tbk, perusahaan pembiayaan (multifinance), membukukan laba sebesar Rp 10,72 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Perolehan ini tumbuh 3,8 persen jika dibandingkan dengan laba periode yang sama tahun lalu Rp9,7 miliar.

Evy Indahwaty, Direktur Utama Radana Finance mengatakan kondisi perekonomian nasional yang penuh tantangan di sepanjang tahun lalu melanda hampir semua sektor tak terkecuali kinerja industri pembiayaan di Indonesia. Perlambatan pertumbuhan laba kuartal pertama ini merupakan lanjutan dari perolehan laba tahun lalu sebesar Rp39,85 miliar yang tercatat tumbuh 3,45 persen.

Kendati labanya tumbuh tipis, Evy mengatakan, perseroan tetap akan membagikan dividen kepada para pemegang saham. Dividen yang dibagikan sebesar Rp8,1 miliar atau Rp3,5 per saham.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Evy memperkirakan, kinerja pembiayaan pada kuartal kedua akan membaik. Ia memproyeksi, pertumbuhan pembiayaan tahun ini akan naik sebesar 18,79 persen untuk unit ketimbang tahun lalu.

Adapun, dari sisi pembiayaan bermasalah alias nonperforming financing (NPF), Radana Finance mampu mengendalikan pembiayaan macet di level dibawah 2 persen pada akhir tahun lalu. Perseroan akan menjaga NPF pada level yang sama di tahun ini.

"NPF masih bisa dijaga dengan baik dan tidak mengalami kenaikan. Kami mengedepankan prinsip kehati-hatian dan manajemen yang kuat untuk menekan pembiayaan bermasalah," tutur Evy.

Lebih jauh Evy menjelaskan, tantangan prospek bisnis pembiayaan ke depan adalah kondisi makro ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi yang belum stabil. Selain itu, risiko nilai tukar rupiah yang ikut mempengaruhi daya beli masyarakat. (bir/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER