Remajakan Alat, AirNav Indonesia Siapkan Rp2,27 Triliun

Antara | CNN Indonesia
Rabu, 04 Mei 2016 14:45 WIB
Manajemen AirNav mengaku peralatan navigasi di sejumlah bandara banyak yang usianya sudah 30 tahun, padahal semestinya maksimal berusia 15 tahun.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan (kanan) meninjau pengoprerasian Air Traffic Control System (ATS) Top Sky di Kantor Makassar Air Traffic Service Center (MATSC) Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (16/1). AirNav Indonesia resmi menggunakan ATS Top Sky di Makassar untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan penerbangan di Indonesia. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Lembaga Penyelenggara Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/Airnav Indonesia) berencana menggelontorkan dana investasi hingga Rp2,27 triliun pada tahun ini.

Seperti dikutip dari kantor berita Antara, Direktur Teknik Navigasi LPPNPI Lukman F Laisa mengatakan investasi tersebut akan digunakan untuk meremajakan alat-alat navigasi yang sudah tua. Ia mengungkapkan, peralatan navigasi di sejumlah bandara banyak yang usianya sudah 30 tahun, padahal semestinya maksimal berusia 15 tahun.

"Terutama untuk engine facilities, karena alat-alat kita juga banyak yang berumur sudah tua, seperti radar di Cengkareng sudah 30 tahun," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lukman menjelaskan, proses lelang untuk pengadaan alat-alat navigasi itu sudah mencapai 90 persen pada kuartal I 2016.

"Kami optimistis bisa selesai hingga akhir 2016 karena pengadaan alat-alat ini tidak seperti membangun bandara, jadi lebih cepat," katanya.

Selain itu, Lukman menjelaskan bahwa perusahaan akan menggunakan dana investasinya untuk membangun sembilan menara pengontrol lalu lintas udara di sembilan bandara. Ia menambahkan manajemen juga melakukan pembenahan sistem navigasi di Papua agar lalu lintas penerbangannya, terutama kargo, lebih lancar sehingga distribusi barang bisa terjamin.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sebelumnya mengingatkan LPPNPI agar meningkatkan investasi untuk meningkatkan keselamatan penerbangan.

"Dari laporan keuangannya, target keuntungan tahun lalu Rp260 miliar, bahkan sampai Rp700 miliar, ini terlambat investasinya. Saya sudah marah-marah karena ini bukan badan usaha mencari keuntungan, tetapi apapun yang didapat harus kembali ke pelayanan," katanya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER