Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga pemeringkat internasional, Standard and Poor’s (S&P) mempertimbangkan untuk menaikkan peringkat kredit Indonesia pada tahun depan.
“Saat ini, (rating Indonesia) positif outlook sangat netral. Ada kesempatan untuk menaikkan sepertiga rating lebih tinggi tahun depan," tutur Kyran Curry, Director Sovereign and International Public Finance Rating S&P di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (11/5).
Pada tahun lalu, S&P memberikan rating BB+ dengan outlook positif atas peringkat kredit Indonesia. Untuk masuk dalam kategori ‘layak investasi’, peringkat Indonesia paling tidak harus BBB-.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Curry menilai pemerintah sangat efektif dalam menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatian S&P. Namun demikian, Curry belum bersedia memberikan tanggapan apakah hal-hal yang dipaparkan pemerintah telah menunjukkan sinyal perbaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Hasil penilaian kemungkinan besar keluar bulan depan. Itu akan menjadi bagian dari siklus telaah tahunan yang akan dilakukan pada akhir Mei,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengungkapkan Presiden Joko Widodo telah menyampaikan berbagai perbaikan yang dilakukan pemerintah kepada S&P. Salah satu perbaikannya adalah dengan percepatan pembangunan infrastruktur serta melanjutkan ekskusi proyek-proyek yang lama mangkrak.
Oleh karenya, ia optimistis S&P bakal menaikkan peringkat Indonesia menyamai dua lembaga pemeringkat internasional lain, Fitch dan Moody’s, yang telah lebih dulu memberikan peringkat ‘layak investasi’.
“Kalau misalkan kita mendapatkan peningkatan menjadi investment grade BBB-, maka otomatis akan lebih banyak investor yang akan masuk ke Indonesia, dan masuk ke instrumen keuangan yang ditawarkan Indonesia. Apakah itu di government bond, apakah di saham. Karena mereka melihat Indonesia sudah naik level,” ujarnya.