Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) menyalurkan Pembiayaan Modal Kerja (PMK) kepada PT Adhi Karya (Persero) sebesar RP7,5 triliun melalui dua mekanisme.
"Tahap pertama, BRI menyalurkan fasilitas
non cash loan sebesar Rp7 triliun secara bertahap. Kemudian tahap kedua, yang
cash loan sebesar Rp500 miliar," kata Direktur Kelembagaan BRI, Kuswiyoto setelah penandatanganan perjanjian tersebut di Jakarta, Rabu (11/5).
PT Adhi Karya selaku BUMN konstruksi, kata Kuswiyoto, memang meminta jaminan dari bank (bank garansi) dalam pelaksanaan proyek-proyeknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kontraktor itu perlunya bank garansi karena dari
bowheer (pemilik proyek) kan mintanya bank garansi," tuturnya.
Menurutnya, diperlukan bank garansi yang cukup tinggi dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Hal itu yang mendasari pemberian pinjaman dalam jumlah besar ke Adhi Karya.
"Sehingga uangnya itu bisa diputar dan modal kerjanya cukup Rp500 miliar, jadi yang cash hari ini Rp500 miliar, yang Rp7 triliun dalam satu tahun ke depan untuk bank garansi," tegasnya.
Dia menambahkan, pinjaman modal kerja Rp7,5 triliun itu memiliki tenor satu tahun sehingga akan jatuh tempo pada 11 Mei 2017. Menyoal bank garansi, Kuswitoyo mengatakan peruntukannya beramacam, antara lain untuk tender, pelaksanaan, uang muka, pemeliharaan, dan sebagainya.
"Kalau untuk bunganya, itu urusan kami (BRI) dengan Adhi Karya," ucap Kuswiyoto.