Investasi Asuransi Jiwa Naik 3 Persen, Asuransi Umum Turun

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Minggu, 15 Mei 2016 18:10 WIB
Investasi industri asuransi jiwa sebesar Rp297,60 triliun atau naik 3 persen. Sementara, investasi asuransi umum turun 8 persen menjadi Rp58,86 triliun.
Ilustrasi investasi. (Thinkstock/denphumi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah investasi industri asuransi jiwa konvensional (tidak termasuk syariah) tumbuh tipis pada kuartal I 2016 ini. Yaitu, 3 persen dari sebesar Rp288,89 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp297,60 triliun.

Pertumbuhan jumlah investasi ini ditopang oleh hasil investasi di keranjang investasi obligasi/sukuk, reksa dana, deposito, dan penyertaan langsung. Sedangkan, instrumen investasi lainnya justru berkontribusi negatif.


Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penempatan investasi industri asuransi jiwa di obligasi dan sukuk paling memberikan hasil menguntungkan. Jumlah investasi di instrumen ini tercatat meningkat 20 persen yakni dari Rp21,86 triliun menjadi sebesar Rp26,19 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada periode yang sama, dana investasi yang diparkir di reksa dana meningkat 11 persen dari Rp68,21 triliun menjadi Rp75,55 triliun. Sementara, penempatan dana investasi di deposito naik 2 persen menjadi Rp45,11 triliun.

Namun demikian, kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang belum mendukung iklim investasi membuat penempatan dana investasi asuransi jiwa di keranjang saham mengalami penurunan. Tidak tanggung-tanggung, jumlah investasi asuransi jiwa lewat saham melorot 6 persen menjadi hanya Rp88,52 triliun.

Sementara itu, di industri asuransi umum atau asuransi kerugian, jumlah investasinya turun 8 persen. Yakni, dari sebesar Rp63,88 triliun per kuartal I 2015 menjadi hanya Rp58,86 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Pertumbuhan jumlah investasi negatif dari bisnis asuransi umum terjadi karena instrumen investasi yang digunakan untuk mendongkrak dana menunjukkan performa lesu di sepanjang kuartal I 2016 ini. Lihatlah, instrumen deposito yang rontok 21 persen, saham juga loyo tercatat turun 10 persen dan obligasi serta sukuk yang stagnan.

Beruntung, instrumen investasi lainnya, seperti reksa dana dan penyertaan langsung masih membukukan pertumbuhan masing-masing 9 persen dan 8 persen. Jumlah investasi reksa dana tercatat menjadi Rp9,37 tirliun dan penyertaan langsung mencapai Rp6,92 triliun.

Namun demikian, patut diketahui, penurunan jumlah investasi asuransi umum dikarenakan pencatatan investasi antara asuransi umum dengan reasuransi digabung dalam pelaporan tahun-tahun sebelumnya. Kini, pencatatan investasi dua industri tersebut dipisah. (bir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER