Tak Hanya Tuban, Pertamina Sodorkan Kilang Bontang ke Rosneft

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 23 Mei 2016 13:59 WIB
Alasan utama Pertamina ingin menambah kerjasama dengan Rosneft adalah kemampuan perusahaan Rusia itu dalam menjamin ketersediaan pasokan minyak mentah.
Presiden Joko Widodo bertemu dengan CEO Rosneft Igor Sechin, Jumat (20/5) pagi, di Hotel Radisson Blu, Sochi, Rusia. (Dok. BPMI/Setkab/Rusman)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) juga akan menawarkan pembangunan kilang baru (New Grass Root Refinery/GRR) Bontang kepada Rosneft setelah perusahaan asal Rusia itu melangkah lebih dekat untuk menggarap proyek kilang GRR di Tuban, Jawa Timur.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan salah satu pertimbangan menggandeng Rosneft di proyek kilang yang lain adalah kemampuan suplai minyak sehingga kilang-kilang itu bisa beroperasi. Ia menuturkan, Rosneft merupakan salah satu produsen minyak mentah terbesar di dunia, sehingga seharusnya bisa memberi jaminan pasokan.

Sebagai informasi, GRR Bontang rencananya akan menelan dana sampai US$14 miliar dan rampung pada 2023. Kilang ini rencananya memiliki kapasitas 300 million barrel steam per day (MBSD).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sangat memungkinkan ia bisa masuk di proyek GRR yang lain. Selain itu kami juga lihat teknologi yang digunakan seperti apa. Melihat dari aspek-aspek itu, saya kira mereka punya posisi yang kuat," jelas Dwi di Jakarta, Senin (23/5).

Kendati demikian, ia mengatakan tujuan jangka pendek Pertamina saat ini adalah merampungkan negosiasi dengan Rosneft untuk pengembangan kilang Tuban. Salah satu poin yang perlu dilakukan perundingan, jelas Dwi, adalah seberapa besar bagian (share) produksi minyak Rusia yang bisa diambilalih oleh Pertamina.

"Karena di dalam memenuhi kebutuhan pengamanan energi di Indonesia, yang masih ada gap besar kan di sisi upstream. Jadi harus ada suplai besar dari luar negeri terkait itu. Semoga dalam jangka waktu minggu ini kita sudah jelas berapa share yang bisa diambil di upstream sana (Rusia)," jelasnya.

Sebagai informasi, proyek kilang Tuban ini rencananya akan memakan biaya US$12 miliar - US$14 miliar yang diperkirakan bisa rampung pada 2021 dengan kapasitas 320 ribu barel per hari.

Selain Rosneft, proyek kilang GRR Tuban ini sebelumnya juga diminati oleh Kuwait Petroleum International, China Petroleum and Chemical Corporation Ltd (Sinopec), konsorsium PTT Global Chemical Plc dan Thai Oil Ltd, Indian Oil, serta Saudi Aramco.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan Saudi Aramco dan Rosneft merupakan dua calon kuat mitra Pertamina dalam mengembangkan kilang GRR Tuban. Namun, dalam lawatan Presiden Joko Widodo ke Rusia pekan lalu, Rosneft dipastikan akan menjadi mitra Pertamina dengan rencana tandatangan nota kesepahaman pada pekan ini. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER