Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan program inkubator mendorong perusahaan-perusahaan di Tanah Air untuk melakukan penawaran saham perdana (
initial public offering/IPO).
"BEI dan OJK sedang menyiapkan program khusus untuk inkubator perusahaan-perusahaan yang belum
go public atau IPO. Tetapi, itu memang lebih diarahkan kepada
start up company.
Start up itu semua, termasuk UKM (usaha kecil dan menengah) ya!" ujar Nicky Hougan, Direktur Pengembangan BEI, Selasa (23/5).
Lebih lanjut, Niki menjelaskan, perusahaan-perusahaan yang mengikuti program ini nantinya akan diberikan edukasi selama tiga sampai lima tahun. Program ini sendiri rencananya akan dibawahi langsung oleh pimpinan BEI dan OJK.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, perusahaan-perusahaan itu disiapkan di forum atau di masa inkubator. Ada juga upaya mengundang para investor. BEI yang menyiapkan forum itu. Mereka sambil menyiapkan diri dan membuka peluang mengundang investor masuk pada saat mereka IPO," terang dia.
Nicky optimistis, program inkubator yang diinisiasinya bersama OJK dapat berjalan tahun ini juga. Tidak heran, BEI getol melakukan pertemuan dengan OJK untuk membicarakan regulasi dan mekanismenya.
Sampai saat ini, sudah ada 10 perusahaan,
start up company maupun UKM, terutama sektor riil, yang bersedia mengikuti program tersebut. Namun, ia masih enggan membeberkan nama perusahaan calon emiten BEI tersebut.
Sebelumnya, Tito Sulistio, Direktur Penilaian Perusahaan BEI mengungkapkan, tidak mudah bagi sebuah perusahaan untuk mulai melantai di bursa saham, mengingat prosesnya yang lumayan panjang dan tidak sederhana.
"IPO itu kan tidak sederhana. Bukan hari ini ingin IPO, tiba-tiba IPO. Prosesnya panjang. Bagi perusahaan-perusahaan juga harus ada alasan yang bisa membuat mereka IPO, apakah mereka butuh dana atau apa? Saya kira, bagi perusahaan-perusahaan IPO itu baik, karena dengan IPO nilai mereka jadi ketahuan. Meski, kami juga tidak bisa memaksakan," pungkasnya.
(bir)