Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengusulkan tambahan subsidi listrik sebesar Rp18,8 triliun menjadi Rp57,2 triliun di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2016.
Penundaan pencabutan subsidi listrik dari sebagian kelompok pelanggan 900 Volt Ampere (VA) dituding sebagai penyebab membengkaknya subsidi energi.
"Subsidi listrik bertambah Rp18,8 triliun akibat penundaan penerapan subsidi tepat sasaran golongan tarif 900 VA," ujar Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran di Gedung DPR, Senayan, Kamis (2/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, lanjut Menkeu, alokasi subsidi energi dipastikan turun sebesar Rp4,3 triliun menyesuaikan dengan beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG yang akan dihemat Rp23,1 triliun.
Sementra untuk subsidi non-energi, Bambang mengatakan alokasi anggarannya akan dinaikkan sebesar Rp10,4 triliun menjadi Rp90,8 triliun. Hal itu terkait dengan tambahan kurang bayar subsidi pangan sebesar Rp1,5 triliun, subsidi pukuk Rp7,4 triliun dan subsidi dalam rangka bantuan (Public Service Obligation/PSO) ke PT Pelni sebesar Rp47 miliar.
Kebijakan tambal sulam anggaran tersebut menyebabkan alokasi anggaran subsisi secara keseluruhan akan naik sebesar Rp 6,1 triliun, dari pagu saat ini Rp182,6 triliun menjadi Rp188,7 triliun.
(ags)