Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah merencanakan belanja subsidi pada tahun depan sebesar Rp 201,4 triliun. Angka tersebut berkurang Rp 10,7 triliun dibandingkan dengan alokasi tahun ini yang mencapai Rp 212,1 triliun di APBNP 2015.
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato kenegaraannya di hadapan DPR, Kamis (14/8).
Dari Rp 201,4 triliun tersebut, kata Jokowi, sekitar 60 persen atau Rp 121 triliun dialokasikan untuk subsidi energi. Alokasi tersebut lebih rendah Rp 16,8 triliun dibandingkan dengan pagu tahun ini yang mencapai Rp 137,8 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk subsidi non-energi, presiden mengatakan alokasinya direncanakan sebesar Rp 80,4 triliun atau ditambah Rp 6,1 triliun dibandingkan dengan alokasi tahun ini Rp 74,3 triliun.
"Pemerintah menata ulang kebijakan subsidi, dengan menyusun sistem seleksi penerima yang tepat sasaran," jelasnya.
Untuk mendukung hal tersebut, lanjut Jokowi, pemerintah akan menggunakan basis data yang transparan, serta akan menata ulang sistem penyaluran subsidi yang lebih akuntabel.
"Dengan begitu, anggaran subsidi diharapkan dapat dialihkan untuk belanja yang lebih produktif, sehingga efisiensi dan kualitas belanja negara dapat ditingkatkan guna mempercepat perwujudan Nawacita," tuturnya.
Menurut Jokowi, alokasi subdisi tersebut merupakan bagian dari rencana belanja negara yang akan mencapai Rp 2.121,28 triliun.
Belanja InfrastrukturSementara untuk belanja infrastruktur, Jokowi mengatakan anggarannya diusulkan naik sebesar 8 persen menjadi Rp 313,5 triliun dari pagu tahun ini Rp 290,3 triliun.
"Alokasi ini akan digunakan antara lain untuk pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, dan bandara, termasuk bandara perintis agar konektivitas dan pemerataan antarwilayah menjadi lebih baik," tuturnya.
(ags/ags)