Aturan Belum Jelas, Multi Bintang Tahan Ekspansi Rp635 Miliar

CNN Indonesia
Jumat, 03 Jun 2016 14:39 WIB
Multi Bintang menunggu kejelasan RUU terkait larangan produksi, distribusi, dan konsumsi minuman dengan kandungan alkohol 1 persen sampai 55 persen.
Multi Bintang menunggu kejelasan RUU terkait larangan produksi, distribusi, dan konsumsi minuman dengan kandungan alkohol 1 persen sampai 55 persen. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) masih menunda rencana investasi perluasan pabrik bir di Mojokerto senilai Rp635 miliar karena menunggu kepastian hukum di Indonesia.

Direktur Keuangan Multi Bintang Maarten Hoedmaker menyatakan, kepastian hukum tersebut terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) terkait larangan produksi, distribusi, dan konsumsi minuman dengan kandungan alkohol 1 persen sampai 55 persen.

"Kami tidak tahu apakah tahun ini atau kapan, masih tunggu pemerintah," ujarnya, Jumat (3/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Multi Bintang menilai kepastian hukum di Indonesia sendiri terus berubah-ubah. Hingga saat ini, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih terus menggodok wacana tersebut dan menargetkan diselesaikan pada 28 Juli.

Seperti diketahui, perusahaan telah memiliki dua pabrik minuman beralkohol di Sampang Agung, Mojokerto, Jawa Timur dan Tangerang, Banten. Sementara jumlah pabrik minuman non-alkohol hanya ada satu di Sampang Agung.

Lebih lanjut, pabrik minuman non-alkohol di Sampang Agung berdiri pada 2014. Dengan jumlah investasi sekitar Rp210 miliar, fasilitas produksi baru ini dibangun dalam waktu sembilan bulan dan secara resmi mulai beroperasi pada Agustus 2014.

Sebagai informasi, Multi Bintang mencatat pertumbuhan penjualan pada kuartal 1 2016 sebesar 41,89 persen menjadi Rp807,39 miliar dari sebelumnya Rp568 miliar. Penjualan terbesar adalah minuman bir yaitu Rp711 miliar dan minuman non alkohol Rp95,48 miliar.

Sementara, laba bersih perusahaan pada kuartal I 2016 tercatat sebesar Rp244 miliar. Angka tersebut tumbuh 127 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp107 miliar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER