Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat minat investasi dari perusahaan teknologi alat pemadam kebakaran hutan asal Jepang sebesar Rp600 miliar.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, perusahaan itu sudah memiliki rekan perusahaan lokal untuk memulai bisnisnya di kawasan industri Sei Mangkei, Sumatera Utara atau kawasan industri Tanjung Api-Api, di Sumatera Selatan.
”Menurut kajian perusahaan, bahan baku dari Sumatera lebih baik. Untuk masalah tenaga kerja, perusahaan mempunyai program sebelum diterjunkan ke lapangan, harus dididik terlebih dahulu di Jepang selama minimal 6 bulan,” kata Franky dalam keterangan resmi, Senin (13/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat Promosi Investasi kantor Perwakilan BKPM di Tokyo Saribua Siahaan menjelaskan, minat investasi perusahaan Jepang di bidang teknologi alat pemadam kebakaran hutan merupakan hal yang menarik. Mengingat selama ini minat investasi dari Jepang banyak didominasi sektor otomotif dan komponen pendukungnya.
”Kami siap membantu perusahaan untuk merealisasikan investasinya di Indonesia. Investasi ini diharapkan juga dapat berkontribusi positif terhadap upaya pemerintah untuk menanggulangi kebakaran hutan yang terjadi,” imbuhnya.
Berdasarkan data BKPM sepanjang kuartal I 2016, realisasi investasi dari Jepang mencapai US$1,58 miliar yang terdiri dari 427 proyek dan menyerap tenaga kerja sebanyak 28.377 orang. Posisi Jepang berada di bawah Singapura yang menduduki peringkat teratas. Setelah Jepang, beberapa negara lainnya adalah Hong Kong, China, dan Belanda.
Tren positif realisasi investasi Jepang tercatat sejak 2015, yang meningkat 6 persen dibandingkan periode 2014 menjadi US$2,87 miliar dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja. Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.
(gen)