Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Syariah Mandiri (BSM) tengah berupaya keras menurunkan rasio pembiayaan bermasalah (
Non Performing Financing/NPF) yang saat ini masih bertengger di atas batas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 5 persen. Per Maret 2016 anak usaha PT Bank Mandiri Tbk itu mencatatkan NPF
gross di level 6,4 persen turun tipis dibanding Maret tahun lalu yang mencapai 6,8 persen.
Direktur Keuangan dan Direktorat Strategi BSM, Agus Dwi Handaya mengatakan, manajemen akan melakukan beragam upaya konsolidasi hingga meningkatkan kapasitas pembiayaan guna menurunkan target rasio NPF tahun ini sampai level 5,45 persen.
Penerbitan sukuk berbasis proyek pada semester II nanti diharapkan mampu mendongkrak kapasitas BSM dalam menyalurkan pembiayaan. Dengan demikian diharapkan kecepatan kucuran pembiayaan BSM lebih kencang dibandingkan dengan pertumbuhan angka pembiayaan yang bermasalah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah satunya dengan pengakuan OJK pembiayaan sukuk
based project mudah-mudahan bisa meningkatkan akselerasi pembiayaan kami,” ujar Agus, kemarin.
Ia mengakui tahun ini perseroan masih harus menghadapi tantangan dan risiko eksternal yang berpotensi memperlambat ekspansi dan pertumbuhan bisnisnya.
Direktur Risk and Recovery BSM Choirul Anwar mengatakan, untuk memperbaiki portofolio pembiayaan perusahaan, manajemen akan menggunakan cara-cara penagihan yang strategis terutama kepada nasabah mikro.
Sebagai informasi rasio NPF di sektor mikro sepanjang kuartal I lalu mencapai 3,4 persen atau di bawah batas yang ditetapkan OJK.
"Di sektor mikro ini kami akan jaga
existing portfolio. Terus terang kami masih bergumul di segmen bisnis
banking dan komersial khususnya di sektor minyak dan gas," katanya.
(gen)