Telkom Bidik Pendapatan Rp30 Triliun dari Pelanggan High End

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Jumat, 24 Jun 2016 10:58 WIB
Sampai akhir tahun nanti, segmen high end market Telkom diperkirakan akan menyedot bandwidth yang disediakan perusahaan sampai 3 Tbps.
Direktur Enterprise & Business Service Telkom Muhammad Awaluddin (kanan), menyebut sampai akhir tahun nanti, segmen high end market Telkom diperkirakan akan menyedot bandwidth yang disediakan perusahaan sampai 3 Tbps. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menargetkan pendapatan Rp30 triliun dari kelompok pelanggan high end market yang dikelola Enterprise Customer Facing Unit (CFU) sampai akhir 2016.

Manajemen Telkom beralasan, tingginya target pendapatan dari high end market yaitu pelanggan korporat, pemerintah, dan usaha skala kecil menengah (UKM) seiring dengan meningkatnya penggunaan internet dan DataCom kelompok pelanggan tersebut.

Muhammad Awaluddin, Direktur Enterprise dan Business Service Telkom memperkirakan sampai akhir tahun nanti, segmen high end market akan menyedot bandwidth sampai 3 Tbps.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Hingga semester I 2016 sudah sekitar 2 Tbps bandwidth yang disediakan terpakai oleh high end market. Sedangkan pendapatan dari segmen pelanggan itu sudah masuk ke kami sekitar Rp15 triliun,” ungkap Awaluddin, Jumat (24/6).

Ia menjelaskan, pemakaian bandwidth (bandwith in service/BIS) segmen high end market Telkom sampai akhir semester I ini diklasifikasikan menjadi tiga kategori.

Pertama, penggunaan BIS berdasarkan produk DataCom dan Internet. Awaluddin mencatat sampai pertengahan Juni, layanan internet menjadi kontributor terbesar dengan 66 persen dari pemakaian bandwidth yang disediakan Telkom yaitu Astinet, IP Transit, dan High Speed Internet. Sementara DataComm yang terdiri dari VPN IP, Metro menyumbang sekitar 34 persen.

Kemudian dari sisi lokasi, pengguna bandwith terbanyak berasal dari Pulau Jawa yaitu sebesar 71 persen, diikuti oleh penggunaan di luar Jawa sebesar 29 persen.

“Pelanggan di luar Jawa mulai tumbuh berkat konsistensi Telkom membangun jaringan backbone, backhaul, dan akses. Selain itu kami juga terus edukasi pasar tentang manfaat dari adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi,” katanya.

Dari kategori jenis pelanggan, bandwith paling banyak digunakan pelanggan untuk kegiatan perdagangan (trading), layanan (service), dan manufaktur.

Sampai pertengahan Juni ini, segmen service menjadi kontributor terbesar dengan 57 persen, diikuti pelanggan segmen trading dengan 25 persen, dan segmen manufacturing memberikan Kontribusi 18 persen.

Selain mengejar target pendapatan Rp30 triliun dan penggunaan bandwith sampai 3 Tbps, Awaluddin juga ingin kelompok pelanggan high end market mendorong EBITDA perusahaan menjadi tiga digit.

“Kami menyebutnya target The Miracle 3. Di segmen high end market ini butuh pemain dengan karakter marathon bukan sprinter. Nafasnya kudu panjang karena investasi besar dan edukasi harus rajin,” jelasnya.

Sekadar informasi, dalam riset yang dilakukan AT. Kearney, diprediksi tahun ini pertumbuhan di segmen high end market mencapai 15 persen. Dalam kajian lembaga ini, pasar IT Services di Indonesia selama lima tahun ke depan menunjukkan tren bisnis positif dengan pertumbuhan rata-rata 19 persen.

Potensi pertumbuhan terbesar pasar IT Services ada pada portofolio Payment yang tumbuh 35 persen, Data Center tumbuh 29 persen, Sistem Integrasi tumbuh 23 persen, dan Cloud & IT Outsourcing tumbuh 21 persen.

Telkom sendiri telah menyiapkan pembangunan infrastruktur yang masif untuk mempertahankan pangsa pasarnya di segmen ini. Misalnya, membentangkan backbone serat optik di bumi nusantara sepanjang 81.831 kilometer (km) dari Sabang hingga Merauke.

Telkom berani membangun di Indonesia Timur kala proyek Palapa Ring dianggap tak feasible dibangun oleh sejumlah konsorsium yang beranggotakan Indosat, XL, Bakrie Telecom, dan operator lainnya beberapa tahun lalu. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER