Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) berfokus melakukan restrukturisasi utang dan mematangkan model bisnis pada tahun ini.
Seperti diketahui, salah satu hal yang dilakukan perusahaan untuk merestrukturisasi utangnya adalah dengan menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK).
Komisaris Utama Bakrie Telecom, Anindya Bakrie menyatakan, penerbitan OWK sudah disetujui Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"OWK sudah disetujui OJK, pemegang saham, dan dimantapkan lagi hari ini. Dengan begitu perusahaan bisa menatap masa depan," ujar Anindya Bakrie usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa (28/6).
Perusahaan akan menerbitkan OWK senilai Rp7,6 triliun. Nantinya, pemilik obligasi dapat mengkonversikan dananya dalam waktu dua tahun sampai 10 tahun. Seperti diketahui, total utang perusahaan saat ini sebesar Rp11,6 triliun.
Jika seluruh OWK dikonversi menjadi saham, maka pemilik OWK akan memegang saham sebesar 55,4 persen dari seluruh saham BTEL, sedangkan sisanya adalah masyarakat dan pemegang saham awal.
"Dalam komposisi yang baru ini, Huawei Group sebagai vendor Telekomunikasi Internasional terkemuka dari Tiongkok akan memegang sekitar 9 persen," ujar Wakil Direktur Utama Bakrie Telecom, Taufan E. Rotorasiko.
Dengan komposisi saham tersebut, BTEL melakukan perubahan susunan perusahaan, di mana Jastiro Abi sebagai Direktur Utama digantikan oleh R. Bismarka Kurniawan yang juga salah satu Direktur di PT Visi Media Asia Tbk.
Sementara, untuk menambah pendapatan tahun ini perusahaan juga tengah memikirkan peluang untuk menghadapi tantangan perekonomian tahun ini.
"Kan kalau masa kini
mobile CDMA telah beralih, jadi direksi perusahaan memikirkan bagaimana bisa menjawab tantangan ke depan, tapi juga banyak peluang-peluang tak hanya dalam bidang komunikasi, tapi juga media dan teknologi," papar Anindya.
Salah satu bisnis baru yang tengah dibidik perusahaan adalah Triple Play (Internet, Telepon, dan TV). Perusahaan mengharapkan transformasi tersebut akan menjadi kunci keberhasilan Bakrie Telecom ke depan.
Sebagai informasi, perusahaan mencatat rugi bersih sebesar Rp8,64 triliun sepanjang 2015. Angka tersebut naik 201,15 persen dari rugi bersih di tahun 2014 sebesar Rp2,86 triliun. Selain itu, perusahaan juga mengalami penurunan pendapatan mencapai 65,94 persen menjadi Rp 401,62 miliar pada 2015, dari yang sebelumnya Rp1,18 triliun.
(gir/gen)