Penjualan Lahan Industri Naik 49,7 Persen di Kuartal II

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Kamis, 30 Jun 2016 08:58 WIB
Colliers International Indonesia mencatat, sektor logistik masih memimpin tumbuhnya penjualan lahan industri. Kondisi ini sudah terjadi dua tahun belakangan.
Colliers International Indonesia mencatat, sektor logistik masih memimpin tumbuhnya penjualan lahan industri. Kondisi ini sudah terjadi dua tahun belakangan. (Dok. Jababeka)
Jakarta, CNN Indonesia -- Colliers International Indonesia mencatat penjualan lahan industri di kawasan Jakarta dan sekitarnya pada kuartal II 2016 tumbuh 49,7 persen menjadi 29,03 hektare dari kuartal sebelumnya sebesar 19,39 hektare.

Sementara, total penjualan lahan industri hingga akhir tahun 2015 sebesar 347,51 hektare, sehingga bila dihitung total penjualan lahan industri pada kuartal II 2016 baru mencapai 13,9 persen dari total penjualan lahan industri sepanjang tahun 2015.

"Dengan begitu, untuk menyamakan jumlah yang sama dari transaksi tahun lalu pada semester kedua akan sangat menantang," kata Senior Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, kemarin malam (29/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Ferry menyatakan, sektor logistik masih memimpin tumbuhnya penjualan lahan industri. Kondisi ini sudah terjadi dua tahun belakangan, di mana tren pembelian lahan industri sektor logistik masih paling laris.

Bila dirinci, sektor logistik memimpin dengan 48 persen, lalu otomotif 19 persen, farmasi 6 persen, pengecoran 4 persen, bahan kimia 4 persen, plastik 4 persen, pengembang 2 persen, baja 2 persen, minyak dan gas 1 persen, pabrik 1 persen, pengemasan 1 persen, dan lain-lain 7 persen.

"Sepertinya sampai dua tahun ke depan yang akan naik masih sektor logistik. Logistik jadi tren terus. Karena kan yang jadi masalah sekarang kan industri kita butuh logistik, distribusi barang. Jadi logistik akan memainkan peranan yang penting untuk melancarkan distribusi barang," jelasnya.

Menurutnya, banyak usaha yang membutuhkan logistik sebagai penyimpanan barang operasional perusahaan. Misalnya saja perusahaan ritel online, di mana tidak memiliki lokasi penjualan tapi tetap membutuhkan gudang untuk menaruh stok barang. Selain itu, perusahaan ritel seperti supermarket yang rantai pasok (supply chain) nya besar tentunya membutuhkan gudang.

"Nah begitu juga otomotif. Penjualan otomotif kan saat ini sedang turun, jadi produksinya dan penyerapannya tidak seimbang sehingga barang-barang harus disimpan, nah itu mereka butuh gudang atau tempat penyimpanan," ungkap Ferry.

Adapun, harga rata-rata penjualan kawasan industri di Bekasi sebesar Rp2,4 juta-Rp3,5 juta per meter persegi, tergantung dari beberapa spesifikasi seperti kualitas dan fasilitas kawasan tersebut dan penyewa. Harga tersebut merupakan harga tertinggi dibanding daerah lainnya.

"Bekasi, rumah dari banyak kawasan industri mempertahankan harga tertinggi diantara daerah lainnya," paparnya.

Sementara, kawasan industri Karawang ditawarkan dengan mata uang dolar AS. Lahan di Karawang dijual dengan harga US$170-US$200. Hingga saat ini, hanya Karawang yang menawarkan penjualan lahan berdenominasi dolar AS. (gir)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER