Dana Mudik Mengalir ke Daerah Bisa Tembus Rp120 Triliun

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Senin, 04 Jul 2016 16:05 WIB
Kadin menilai, dana Rp120 triliun mengalir dari para pemudik yang berasal dari kota-kota besar di Tanah Air, serta remitansi TKI dari luar negeri.
Penumpang tujuan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) berjalan menuju Kapal Perintis Sabuk Nusantara 05 di dermaga Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (3/7) malam. Hingga H-4 lebaran tercacat penumpang yang mudik melalui pintu pelabuhan Makassar mencapai lebih dari sepuluh ribu orang dengan tujuan Surabaya, Labuan Bajo dan Bima, NTB. (ANTARA FOTO/Darwin Fatir).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri (KADIN) memperkirakan, sebesar Rp120 triliun dana mengalir ke daerah yang dibawa oleh pemudik dalam perayaan Idul Fitri 2016.

"Dana mudik ini akan memicu ekonomi daerah tertinggal, termasuk di Kawasan Timur Indonesia (KTI)," ujar Andi Karumpa, Wakil Ketua Umum Kadin KTI, seperti dilansir ANTARA, Senin (4/7).

Menurut dia, dana sebesar Rp120 triliun tersebut mengalir dari para pemudik yang berasal dari kota-kota besar di Tanah Air, bersamaan dengan remitansi tenaga kerja Indonesia (TKI) dari luar negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Geliat ekonomi akan memicu permintaan di daerah-daerah dan menciptakan peluang bisnis dan terasa sampai desa-desa," terang dia.

Kendati demikian, sambung Andi, pemerintah tetap perlu waspada terhadap ancaman inflasi akibat tingginya permintaan masyarakat dengan melakukan perbaikan infrastruktur desa dan daerah-daerah tertinggal.

Ia menyarankan agar pemerintah membuat strategi khusus membangun perekonomian pedesaan. Misalnya, menjadikan desa sebagai pusat produksi penunjang kawasan industri dan ekonomi perkotaan.

Belum lama ini, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar menuturkan, kawasan transmigrasi berpeluang menjadi pusat ekonomi baru karena memiliki potensi ekonomi yang tinggi.

"Kawasan transmigrasi adalah cerminan daerah-daerah produktif. Hanya saja daerah-daerah tersebut masih terisolasi sehingga terlihat seperti tidak punya masa depan. Padahal potensi alamnya sangat tinggi jika dikelola," ujar Marwan di Jakarta, Selasa (28/6).

Menurut dia, terdapat tiga kriteria yang harus terpenuhi sebelum menetapkan sebuah lokasi menjadi kawasan transmigrasi, pertama memastikan lahan tidak bermasalah secara hukum, layak huni, layak berkembang, dan layak usaha.

"Sebelum diberangkatkan, calon transmigran juga diberi pelatihan terlebih dahulu sesuai dengan potensi kawasan transmigrasi yang akan dituju. Kalau potensinya di bidang perkebunan kita latih untuk mengelola perkebunan, kalau potensinya ada di laut kita latih untuk mengelola hasil laut," tambah dia.

Menteri Marwan memberi contoh potensi lahan yang akan dikembangkan untuk program transmigrasi di wilayah perbatasan negara yakni Kalimantan, berada di kawasan hutan produksi tetap (HP). Wilayah ini memiliki tanah yang subur, sehingga akan sangat produktif untuk dikelola. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER