Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) optimis pertumbuhan kredit perbankan bakal membaik di semester II 2016. Menurut Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah, perlambatan pertumbuhan kredit bank di paruh pertama tak terlepas dari kondisi perekonomian makro dan global.
"Faktor dari dalam, permintaan melambat. Faktor dari luar pun tak jauh berbeda, ekonomi global mengalami perlambatan," ujarnya, kemarin.
Kendati demikian, ia menilai, pertumbuhan perbankan di semester II atau sampai akhir tahun nanti akan jauh lebih baik apabila kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) mulai berlaku. Sebagai informasi, salah satu faktor lain yang akan mendorong pertumbuhan perbankan di paruh kedua, yakni relaksasi pelonggaran Loan to Value (LTV) pada kredit pemilikan rumah (KPR).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira, kebijakan pemerintah dapat memberikan dorongan, terlebih jika nanti tax amnesty berjalan. Saya harap, hal itu bisa memacu perbankan kita, makanya harus disosialisasikan ke seluruh pemangku kepentingan," terang dia.
Tax amnesty, ia melanjutkan, dapat memberikan dampak pada likuiditas perbankan. Namun, hal itu pun bergantung kepada siapa yang mengambil peranan. Ia mencontohkan, kalau ada simpanan yang masuk ke Indonesia, lalu dibelikan surat berharga, bergantung siapa yang menerbitkan. Apabila pemerintah, swasta atau perbankan, berarti mereka yang memperoleh.
Bank Indonesia (BI) telah merevisi proyeksi pertumbuhan kredit perbankan tahun 2016, yaitu menjadi 8-10 persen jika dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya. Target pertumbuhan kredit terbaru tersebut jauh lebih kecil dibandingkan target awal BI yang sebesar 11-12 persen.
Kendati BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta sejumlah pelaku merevisi turun target pertumbuhan kredit mereka, beberapa bank kelas kakap berhasil membukukan pertumbuhan kredit di atas rata-rata. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, misalnya, membukukan kredit sebesar Rp320,73 triliun per Mei 2016 atau melesat 23 persen ketimbang periode yang sama.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk juga menorehkan kinerja kinclong dengan pertumbuhan kredit di kisaran 18,5 persen, yaitu dari Rp123,34 triliun pada Mei 2015 menjadi sebesar Rp146,20 triliun. “Di paruh pertama, pencapaian kami bahkan sudah mencapai 101 persen dari target. Ini karena bisnis inti kami, KPR terus meningkat, terutama dari segmen kelas menengah dan kelas menengah ke bawah,” kata Maryono, Direktur Utama BTN.
(bir)