Semester I, Konsumsi BBM Subsidi Turun Jadi 6,69 Juta KL

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 22 Jul 2016 14:43 WIB
Angka konsumsi tersebut turun 3,74 persen dibandingkan realisasi di periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 6,95 juta kiloliter.
Angka konsumsi tersebut turun 3,74 persen dibandingkan realisasi di periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 6,95 juta kiloliter. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada semester I 2016 tercatat sebesar 6,69 juta kiloliter.

Angka konsumsi tersebut turun 3,74 persen dibandingkan realisasi di periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 6,95 juta kiloliter.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, angka ini baru memenuhi 41,32 persen dari pagu volume BBM bersubsidi tahun ini sebesar 16,19 juta kiloliter. Ia mengatakan, akan terus mempertahankan pencapaian ini karena ada kendali konsumsi BBM bersubsidi yang dilakukan oleh pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Realisasi BBM bersubsidi sebesar 6,6 juta kiloliter dari pagu 16,19 juta kiloliter mengindikasikan bahwa kami bisa mengontrol penggunaan BBM, sehingga konsumsinya juga bisa lebih efisien," ujar Wiratmaja, Jumat (22/7).

Melengkapi ucapan Wiratmaja, Kepala Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng mengatakan, terkendalinya realisasi penyaluran BBM bersubsidi ini sudah terjadi sejak tahun lalu, di mana BBM jenis Premium sudah tidak dikategorikan lagi sebagai BBM bersubsidi. Saat ini, menurutnya Premium sudah dikategorikan sebagai Jenis Bahan Bakar Umum (JBU).

Ia mencontohkan kasus pada tahun lalu, di mana penyaluran BBM bersubsidi turun 68 persen dari 47 juta liter di tahun 2014 menjadi 15 juta liter di tahun 2015, sebagai akibat dikeluarkannya Premium dari daftar BBM bersubsidi.

"Konsumsi Premium ibaratnya cukup besar, dan ada juga Jenis BBM Khusus Penugasan (JBPK) yang merupakan di luar Jamali. Makanya ketika kelompok itu dikeluarkan, kuota subsidi berkurang dan realisasinya juga turun karena kini BBM bersubsidi hanya solar saja," terangnya di lokasi yang sama.

Di samping itu, Andi menuturkan sudah banyak sekali pengguna BBM bersubsidi yang mulai beralih menggunakan bahan bakar non-subsidi seiring makin banyaknya badan usaha penyalur BBM selepas Premium tidak disubsidi lagi. Bahkan setelah melihat angka semester I, ia memprediksi penyaluran BBM bersubsidi tidak akan sebesar tahun lalu.

"Tentunya, ini akan menyumbang ke konsumsi BBM nasional yang semakin turun. Kalau capaian tahun ini dikali dua, maka jumlahnya tidak akan sebesar tahun lalu. Kalau seperti itu, memang benar kami tengah menuju industri hilir migas yang lebih efisien," tutur Andi.

Sebagai informasi, realisasi konsumsi BBM pada tahun 2015 sebesar 69,49 juta kiloliter, yang terdiri dari BBM bersubsidi sebesar 14,89 juta kiloliter, JBPK sebesar 12,23 juta kiloliter, dan JBU sebesar 42,37 juta kiloliter. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER