Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meminta PT Aneka Kimia Raya Corporindo Tbk (AKR) sebagai salah satu penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk ikut mengamankan pasokan jelang masa mudik. Pasalnya, penyaluran BBM penugasan oleh AKR dianggap penting untuk konsumen di daerah terpencil.
Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng mengatakan, instansinya telah menugaskan AKR untuk melakukan serangkaian pengamanan pasokan seperti penyaluran BBM ke outlet BBM bersubsidi yang dilakukan setiap hari serta membentuk posko satuan tugas (Satgas) BBM di kantor pusat dan seluruh kantor cabang AKR.
Ia menjelaskan, antisipasi pengamanan stok oleh AKR tetap diperlukan meski volume penjualan BBM bersubsidinya tak seberapa jika dibanding PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tak hanya Pertamina, kami juga meminta AKR untuk ikut mengawasi jalannya distribusi BBM selama masa mudik hari raya Idul Fitri. Memang AKR penjualannya tidak sebesar Pertamina, tapi mereka penting bagi masyarakat di daerah remote," jelas Andy, Selasa (28/6).
Ia melanjutkan, secara umum AKR hanya bertugas menyalurkan solar subsidi dengan jatah 300 ribu kilo liter (kl) per tahun, sehingga perusahaan hanya menjual 700 hingga 800 kl per hari. Apalagi, tak semua 220 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik AKR menyediakan solar bersubsidi.
"Memang untuk mudik pun tidak begitu berpengaruh, karena kami mencatat hanya 12 SPBU saja yang menyediakan BBM untuk transportasi, yang mungkin masing-masing hanya sedia satu tangki berisi 8 ribu liter," terangnya.
Oleh karenanya, Andy mengatakan kesiagaan AKR dalam menghadapi mudik lebaran juga tidak seketat Pertamina. Apalagi menurutnya, banyak infrastruktur AKR yang belum menunjang untuk menyalurkan solar bersubsidi.
"Dan beberapa waktu terakhir kan harga solar non-subsidi juga jauh di bawah solar subsidi sehingga masyarakat akan lebih memilih yang non-subsidi. Memang tidak sekrusial Pertamina, tapi kami ingin agar badan usaha penyalur BBM bersubsidi lain untuk tetap siaga," jelasnya.
Menurut laporan keuangan AKR, penjualan BBM pada kuartal I 2016 tercatat sebesar Rp2,38 triliun atau menurun 28,74 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,34 triliun. Sementara itu, penyaluran BBM baik bersubsidi maupun non-subsidi perusahaan mencapai 550 ribu kl sepanjang periode yang sama.
(gen)