Jokowi Ajak Negara Islam jadi Motor Baru Ekonomi Dunia

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 02 Agu 2016 12:23 WIB
Dalam pidato pembukaan WIEF 2016, Presiden Jokowi ingin komunitas muslim jadi penggerak ekonomi dunia yang masih melambat sejak krisis delapan tahun silam.
Presiden Joko Widodo menunggu kedatangan para kepala negara dalam World Islamic Economic Forum (WIEF) ke 12, Jakarta, Selasa, 2 Agustus 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka Forum Ekonomi Dunia Islam ke-12 (The 12th World Islamic Economic Forum/ WIEF) pada hari ini, Selasa (2/8). Dalam pidato pembukanya, Jokowi ingin komunitas muslim menjadi penggerak perekonomian dunia yang masih melambat sejak krisis keuangan delapan tahun silam.

Perlambatan ekonomi itu, kata Jokowi, ditandai dengan turunnya ekspor global tahun lalu sebesar 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu sekitar duapertiga dari US$10 triliun nilai outstanding obligasi berbagai negara, memberikan tingkat pengembalian (rate) yang negatif.

"Dalam kondisi global sekarang, kita, komunitas muslim di seluruh dunia harus menggunakan kekuatan fundamental," kata Jokowi saat membuka WIEF ke-12 yang berlangsung di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Jokowi, komunitas muslim memiliki kondisi demografi terbaik dibandingkan komunitas agama lain di dunia. Di mana rata-rata umur tengah pemuda muslim di seluruh dunia adalah 23 tahun. Sementara, rata-rata umur tengah pemuda non muslim di seluruh dunia adalah 30 tahun.

Selain itu, keuangan syariah juga telah menjadi industri ribuan triliun dolar di mana peminatnya tidak hanya berasal dari komunitas muslim tetapi juga komunitas non-muslim.

Tak hanya itu, industri kuliner, fashion, dan arsitektur muslim juga tengah berkembang dengan cepat. Hal itu berpotensi besar untuk menciptakan perekonomian era baru.

Tantangan Ekonomi Islam

Di sisi lain, komunitas muslim masih menghadapi tantangan, diantaranya tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan pemuda muslim maupun kekalahan perang persepsi baik di media global.

Komunitas muslim juga dituntut untuk cepat beradaptasi dengan perkembangan inovasi dan teknologi yang tidak lagi bisa ditinggalkan.

Oleh karenanya, komunitas muslim harus bekerja keras bersama untuk menjawab tantangan tersebut. Salah satunya dengan memberikan pendidikan yang baik bagi pemuda dan memberdayakan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Tidak ada jalan pintas. Tidak ada peluru ajaib. Kita harus kerja keras dan kompleks dalam membangun industri yang menciptakan lapangan kerja dan menciptakan sistem yang bisa mendidik pemuda dan memberikan keahlian dan sikap yang dibutuhkan pada abad 21," ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi meyakini forum akbar ini bisa memberikan kontribusi bagi perkembangan komunitas muslim khususnya di sektor dunia usaha.

"Saya yakin diskusi Anda dalam WEIF ke-12 akan berkontribusi yang berarti untuk menciptakan masyarakat muslim yg adil dan sejahtera di dunia," ujarnya.

Sebagai informasi, WIEF berlangsung selama tiga hari pada 2-5 Agustus 2016 di Jakarta Convention Center. Forum ini berisi berbagai rangkaian diskusi dan seminar yang dihadiri oleh para pemimpin pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan para pakar untuk membahas kemitraan bisnis di dunia muslim. Tema yang diusung adalah 'Desentralisasi Pertumbuhan, Membedayakan Bisnis Masa Depan'.

Sebanyak tujuh kepala negara mapun pejabat setingkat kepala negara menghadiri acara pembukaan WIEF ke-12 diantaranya Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Najib Tun Abdul Razak, Presiden Republik Tajikistan Emomali Rahmon, Presiden Republik Guinea Alpha Conde, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Shriyan Wickremenshinghe, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan Kerajaan Yordania Jawad Al Anani, dan Presiden Bank Pembangunan Islam (IDB) Ahmad Mohamed Ali. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER