Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan batubara pelat merah, PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA tidak akan mengubah target produksinya pada semester II mendatang meski harga batubara meroket selama dua bulan terakhir. Perusahaan tetap akan berproduksi sesuai target awal, yaitu 25,75 juta ton.
Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin mengatakan, kemampuan logistik perusahaan masih belum mumpuni dalam melakukan distribusi batubara, sehingga akan mubazir jika perusahaan memaksakan penambahan produksi. Di samping itu, menurutnya tak mudah mengejar target produksi hingga akhir tahun mengingat produksi di paruh pertama tahun ini turun 8,05 persen secara tahunan (
year-on-year).
Sebagai informasi, produksi PTBA di semester I tahun ini tercatat sebesar 7,65 juta ton, atau 0,67 juta ton lebih kecil dari periode yang sama tahun lalu sebesar 8,32 juta ton. Maka dari itu, perusahaan perlu memproduksi 18,1 juta ton batubara sepanjang semester II jika ingin mencapai target.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat HBA pada bulan Agustus sebesar US$58,37 per ton. Angka ini melesat 10,13 persen dibandingkan bulan Juli sebesar US$53 per ton, dan lebih besar 12,16 persen dibanding bulan Juni dengan angka US$51,81 per ton.
"Meski harga batubara naik, kami tetap akan memproduksi sesuai target awal, karena kami masih memiliki beberapa kendala seperti di logistik," ujar Arviyan di gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (4/8).
"Apalagi kami perlu
catch-up, karena produksi semester pertama tidak sebaik tahun lalu. Kami harap semoga produksi bisa mencapai target yang kami tetapkan di awal." imbuhnya.
Kendati tak mengubah target produksi, ia menilai peningkatan harga ini baik demi mendongkrak penjualan batubara perusahaan pada semester II ini. Apalagi, hal ini bisa melanjutkan tren pertumbuhan penjualan yang telah terjadi di semester I lalu, sehingga ada peluang pendapatan perusahaan bisa bertumbuh lebih baik di paruh kedua 2016.
Menurut laporan keuangan semester I tahun ini, PTBA mencatatkan penjualan sebesar 10,02 juta ton atau meningkat 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9,03 juta ton. Hal ini berimbas pada pendapatan perusahaan menjadi Rp6,76 triliun, atau meningkat 4 persen dari semester I 2015 sebesar Rp6,56 triliun.
"Kami memang sempat pesimistis melihat harga di awal tahun, namun alhamdulilah harga membaik, dan ada peningkatan penyerapan dari angkutan kereta api yang kami rasa akan berlanjut di semester II. Dengan itu, kami harapkan bisa mencatatkan performa keuangan yang baik di tahun ini," terangnya.
Sebagai informasi, perusahaan menetapkan target penjualan sebesar 29,17 juta ton hingga akhir tahun, atau meningkat 51 persen dibandingkan tahun sebebelumnya yang sebesar 19,10 juta ton. Melihat capaian semester I, maka perusahaan baru mencapai 34,35 persen dari total penjualan hingga akhir tahun.