Jakarta, CNN Indonesia -- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, perusahaan konstruksi pelat merah, mengincar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 5, meskipun tendernya telah dibatalkan PT PLN (Persero). WIKA berambisi di dalam proyek pembangkit listrik besar tersebut sebagai Independent Power Producer (IPP), sambil melebarkan sayap sebagai kontraktor konstruksi proyek-proyek pembangkit listrik lainnya.
Bambang Pramujo, Direktur Operasi II WIKA mengatakan, dari informasi yang dihimpunnya, tender PLTU Jawa 5 akan diluncurkan kembali. Ia meyakini, WIKA memiliki kemampuan mumpuni sebagai IPP dan siap mencari pendanaan apabila dibutuhkan.
Sebagai informasi, Mei 2016 lalu, tender PLTU Jawa 5 dibatalkan PLN, karena dua calon peserta tender akhir, termasuk konsorsium WIKA dianggap kurang meyakinkan untuk jadi pemenang lelang. Sehingga, perusahaan setrum pelat merah itu membatalkan lelang dan memutuskan untuk mengambilalih proyek tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Informasi yang kami dapat memang tender Jawa 5 mau dibuka kembali. Kami juga berpikir itu akan di-launching lagi, karena ada perubahan di kabinet pasti ada perubahan juga terkait hal ini. Kami memang berencana masuk ke sana karena kami ingin investasi di pembangkit besar. Biasanya kan kami yang kecil-kecil," jelas Bambang ditemui di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/8).
Rencananya, sambung dia, perusahaan tetap menggandeng mitra yang menemani WIKA di dalam proses lelang IPP sebelumnya, yaitu PT Sumber Segara Prima Daya dan CNEC. Melalui konsorsium ini, WIKA ingin menepis anggapan PLN kalau proyek PLTU Jawa 5 tidak bisa dikerjakan oleh perusahaan.
"Kalau mereka (PLN) bilang peserta lelang tidak ada yang baik, ya silahkan saja mereka berkomentar. Karena, kami tetap lakukan apa yang ingin kami lakukan. Jika memang PLTU Jawa 5 ini missed (hilang), ya mau tidak mau kami cari pengganti yang sama besarnya," imbuh Bambang.
PLTU Jawa 5 sendiri merupakan proyek berkapasitas 2x1.000 Megawatt (MW) yang akan didirikan di Provinsi Banten. PLTU ini digadang-gadang sebagai PLTU terbesar di dalam megaproyek 35 ribu MW, dan diharapkan Commision on Date (CoD) di tahun 2019, sesuai jadwal Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2016 hingga 2025.
Kendati demikian, PLN mengaku, tidak ada rencana untuk meluncurkan ulang tender PLTU Jawa 5. Direktur Pengadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso mengatakan, pelaksanaan tender akan memakan waktu yang sangat lama, sehingga PLN berencana untuk menunjuk anak usahanya sebagai pelaksana IPP, yaitu PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) atau PT Indonesia Power.
"Kecepatan pelaksanaan proyek saat ini menjadi perhatian kami. Sehingga, kami teguh untuk membatalkan tender Jawa 5. Kami punya opsi untuk menunjuk anak usaha, namun kami juga punya opsi untuk melakukan kemitraan sesuai Peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2015," pungkasnya kepada CNN Indonesia, Kamis (4/8).
Kendati demikian, lanjut Iwan, apabila anak usaha PLN jadi ditunjuk, tidak ada jaminan proyek akan cepat terealisasi. Toh, pendanaan yang besar serta pengadaan lahan membayangi keberlanjutan PLTU tersebut. Menurut dia, PLTU Jawa 5 membutuhkan pendanaan sedikitnya US$3 miliar hingga US$5 miliar atau setara Rp42,5 triliun.
Sebetulnya, Iwan mengklaim, beberapa lembaga pembiayaan tertarik mendanai proyek ini. Namun begitu, PLN merasa perlu melihat rekam jejak institusi tesebut, serta menghitung angka investasi yang akan digelontorkan. "Kami fokus lakukan kajian-kajian tertentu," terang dia.
(bir)