Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA akan tetap melanjutkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumatera Selatan (Sumsel) 8.
Hal itu dilakukan meski
Letter of Intent (LoI) terkait proyek kabel bawah laut tegangan tinggi arus searah bagi jaringan listrik Jawa-Sumatera (High Voltage Direct Current/HVDC) belum diterbitkan oleh PT PLN (Persero).
Padahal, sejatinya LoI tersebut perlu ditunggu karena proyek HVDC rencananya dihubungkan dengan PLTU yang berlokasi di Banko Tengah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin mengatakan, pembangunan PLTU Sumsel 8 harus dimulai tahun ini mengingat perjanjian jual beli listrik (
Power Purchase Agreement/PPA) sudah lama dilakukan, yaitu pada tahun 2012 lalu.
Sementara itu,
groundbreaking sendiri sudah dimulai pada November tahun lalu, sehingga terdapat rentang waktu yang cukup lama dan membuat proyek ini tidak produktif.
"Kami sedang carikan solusi untuk LoI ini, karena dari PLN belum ada. Kami sih berharap secepatnya karena persiapan kami untuk Sumsel 8 sudah hampir 100 persen. Meskipun begitu, tetap proyek ini harus jalan," ujar Arviyan di gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (4/8).
Lebih lanjut, ia berharap konstruksi tetap bisa dijalankan di tahun ini mengingat proyek HVDC sudah pasti akan dibuat, karena sudah masuk di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2016 hingga 2025. Meski demikian, perusahaannya tetap akan meneruskan konstruksi Sumsel 8 meski belum ada kemajuan berarti dari proyek HVDC.
"Mau ada HVDC, mau tidak ada, Sumsel 8 harus jalan. HVDC biar saja menjadi urusan PLN. Kami ada keyakinan tahun ini bisa mulai pembangunan dengan durasi selama dua tahun ke depan, sehingga apabila berproduksi, nanti bisa sejalan dengan transmisi yang dikerjakan oleh PLN," katanya.
Ia melanjutkan, pembangunan ini sangat penting karena pembangunan pembangkit listrik lainnya, yaitu Sumsel 9 dan 10, baru bisa dikerjakan jika Sumsel 8 selesai dibangun. "Apalagi kami juga berharap Sumsel 9 dan 10 bisa Commision on Date (CoD) pada tahun 2019," ujarnya.
Sebagai informasi, Sumsel 8 memiliki kapasitas 2x620 Megawatt (MW) dengan nilai investasi US$1,6 miliar. Proyek ini dikerjakan bersama perusahaan patungan dengan China Huadian Hong Kong, dan membentuk anak usaha bernama PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP).
(gir)