Telkom Pasang Target Kuasai 60 Persen Pasar Layanan Data

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Selasa, 09 Agu 2016 15:59 WIB
Direktur Innovation and Strategic Portfolio Telkom Indra Utoyo menargetkan bisnis broadband bisa memberi kontribusi pendapatan utama di masa depan.
Direktur Innovation and Strategic Portfolio Telkom Indra Utoyo menargetkan bisnis broadband bisa memberi kontribusi pendapatan utama di masa depan. (CNN Indonesia/Aditya Panji).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) optimistis bisa menguasai pasar broadband nasional dan menjadikan layanan tersebut sebagai salah satu mesin pendapatan di masa depan.

“Kalau bicara Fixed Broadband, produk IndiHome kami targetkan bisa menguasai 50 - 60 persen pangsa pasar. Ini perkiraan internal dengan melihat data kompetitor yang listed di pasar saham,” ungkap Direktur Innovation and Strategic Portfolio Telkom Indra Utoyo, Selasa (9/8).

Indra menuturkan, Telkom akan menggeber layanan fixed broadband dengan mempercepat koneksi serat optik masuk ke rumah-rumah, mendorong migrasi pelanggan menggunakan serat optik, dan memperkaya platform baik yang linear atau hybrid bekerjasama dengan pemain Over The Top (OTT) seperti iFlix, Catchplay, dan Viu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mencatat sampai semester I 2016, jumlah pengguna IndiHome mencapai 1,5 juta pelanggan dengan average revenue per user (ARPU) menyentuh angka Rp300 ribu. Sementara total pelanggan fixed broadband di Indonesia mencapai 4,31 juta pelanggan.

Sepanjang periode tersebut, Telkom memiliki 10 juta home passed dengan dukungan backbone serat optik sepanjang 83 ribu kilometer (km) dan luas data center mencapai 70 ribu meter persegi.

Sementara di segmen mobile broadband melalui anak usahanya PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), Telkom memiliki 49,850 juta pengguna flash dimana ada 5,9 juta pelanggan telah berganti ke kartu 4G.

Penggunaan Smartphone

Direktur Keuangan Telkomsel Heri Supriadi mengakui pertumbuhan layanan data sangat baik di jaringannya.

“Saat ini rata-rata pemakaian baru 800 MB, sementara di luar negeri itu bisa dua hingga tiga kali lipat. Di mobile broadband kuncinya adalah makin banyak orang menggunakan smartphone, makin besar ruang bagi kami untuk tumbuh,” katanya.

Secara terpisah, Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada memperkirakan layanan data akan menjadi mesin pertumbuhan bagi Telkom, terutama dari produk yang dikelola Telkomsel.

“Pendapatan grup Telkom memang ditopang oleh layanan data. Kemarin ada pengumuman penurunan biaya interkoneksi pun tak akan pengaruh besar karena manajemen sudah antisipasi dampaknya,” katanya.

Menurutnya, jika pun pasar sempat bereaksi pada Selasa (2/8) hingga Rabu (3/8) dimana saham Telkom sempat tertekan karena isu penurunan biaya interkoneksi, terbukti saham operator itu membaik pada Kamis (4/8).

“Bahkan pada Senin (8/8) sempat menjadi salah satu pendorong Indeks Saham Gabungan (IHSG). Kalau hari ini (Selasa, 9/8) agak tertekan itu bukan karena isu interkoneksi lagi, tetapi pasar memang kondisi tak bagus. Banyak aksi profit taking, saham Telkom terkena salah satu dampaknya,” ungkapnya.

Dalam data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu (3/8), saham Telkom sempat tertekan pasca pemerintah mengumumkan penurunan biaya interkoneksi secara rerata 26 persen mulai 1 September 2016. Investor langsung bereaksi negatif terhadap saham Telkom. Saham Telkom yang sempat menembus Rp 4.530 per saham pada Senin (1/8), langsung berada di Rp 4.320 per saham di Rabu (3/8) pagi dan ditutup pada Rp 4.290 per saham di hari Rabu itu.

Saham Telkom mulai membaik sejak Kamis (4/8) dengan bermain di Rp 4.320 dan pada Jumat (5/8) di Rp 4.350. Pada Senin (8/8) saham Telkom ditutup di Rp 4.370 dan di Selasa (9/8) dibuka di Rp 4.410. Namun jelang sesi perdagangan I, saham Telkom dalam tekanan profit taking dan bermain di Rp 4.360.

Sejumlah analis memberikan target saham Telkom pada tahun ini di Rp 4.500 hingga Rp 5.400 per saham. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER