Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memastikan akan menunjuk Perum Bulog untuk menampung hasil produksi pangan dari petani secara langsung demi memotong rantai perdagangan komoditas pangan yang terlalu panjang.
Pasalnya, menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, harga bahan pangan di pasaran kian tinggi akibat rantai perdagangan yang terlalu panjang. Padahal, produksi pasokan bahan pangan telah ditingkatkan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
"Kami telah membuat kesepakatan dengan Direksi PD Pasar Jaya. Nantinya dari Bulog itu langsung ditujukan ke pasar induk yang telah ditetapkan untuk seterusnya menjual ke pasar-pasar rakyat di wilayah DKI," jelas Enggar di kantornya usai rapat koordinasi bersama Menteri Pertanian Amran dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Senin (15/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, dalam menjalankan tugas barunya untuk menyerap hasil pertanian petani, pemerintah memastikan Bulog tidak akan diberi subsidi. Soalnya, Bulog dianggap cukup sehat dan memiliki pendanaan yang baik untuk membeli semua hasil produksi petani.
Selanjutnya, peran Bulog, lanjut Enggar, dapat menggantikan peran tengkulak yang selama ini menampung hasil produksi pangan petani hingga beberapa tahapan sebelum masuk ke pasar induk dan eceran. Namun, dengan garis bawah bahwa Bulog tidak akan memainkan harga komoditas.
Sebab, di samping menetapkan peran Bulog, pemerintah juga telah sepakat untuk membuat floor price atau harga batas beli komoditas pangan dari Bulog atas hasil produksi petani.
"Berapa pun hasil panen petani akan dibeli berdasarkan harga minimum ini oleh Bulog. Nanti ceiling price atau harga jual ke eceran juga akan segera kami tetapkan di pekan ini. Dengan intervensi pasar tentu harga eceran akan mencapai harga yang diharapkan," ungkap Enggar.
Mentan Amran memastikan, kebijakan penetapan harga ini akan membuat harga bahan pangan yang dibeli konsumen tidak terpaut jauh dari harga jual hasil produksi pertanian dari petani atau harga daging dari peternak.
"Contohnya daging, kami tentukan Rp80 ribu per kilogram (kg) maksimal dibeli konsumen dan itu sepakat tidak dinaikkan lagi dengan harga pembelian dari peternak sekitar Rp70 ribu per kg," terang Amran pada kesempatan yang sama.
Adapun pengaturan peran Bulog dan penetapan harga ini akan diterapkan lebih dulu di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), di mana nantinya Jabodetabek akan ditetapkan sebagai pilot project atau wilayah percontohan distribusi pangan yang terstruktur untuk wilayah lainnya.
"DKI Jakarta sebagai pilot project program ini. Nanti pola yang sama dapat diterapkan di semua daerah. Yang pasti, pasar-pasar yang dibantu dana APBN maka akan diberlakukan program ini juga atau semi grosir," kata Enggar.
Enggar juga memastikan, program ini dapat berjalan dengan lancar dan berhasil menurunkan harga komoditas pangan di konsumen. "Harga bahan pangan di DKI pasti turun. Gubernur bilang kalau tidak turun nanti kita usir (pedagang yang memainkan harga) dari pasar," pungkasnya.
(bir)