Jakarta, CNN Indonesia -- Kementrian Perdagangan (Kemendag) mengaku belum punya langkah antisipasi terkait dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) terhadap perdagangan Indonesia.
Pasalnya, Kemendag belum bisa memproyeksi arah perkembangan ekonomi di Inggris dan Eropa pasca referendum Brexit.
Iman Pambagyo, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag mengatakan kemungkinan baru pada September atau Oktober mendatang Inggris akan membuat keputusan resmi mengenai statusnya di Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah Inggris tetap menjadi bagian
custom union, tapi terpisah dari konsep Uni Eropa-nya. Kami juga belum tahu konsep konfigurasinya seperti apa," ujarnya, Kamis (14/7).
Karenanya, ia memastikan Kemendag akan menunggu hasil perundingan Inggris-Uni Eropa tersebut untuk menentukan langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh Indonesia.
Meski begitu, lanjutnya, Kemendag akan terus memonitor perkembangan di kawasan Benua Biru terkait dampak Brexit , dan dampaknya terhadap perekonomian ke Indonesia. Pasalnya, risiko dampak Brexit tidak hanya ke sektor perdagangan, tetapi juga ke investasi di Indonesia.
"Masih awam untuk dikomentari, karena dampaknya lebih umum," ujarnya.
Secara pribadi, Imam optimistis hubungan dagang Indonesia dengan Inggris dan negara-negara Uni Eropa lain tidak akan terganggu oleh hasil referendum Brexit.
"Saya bisa katakan keluarnya Inggris dari Uni Eropa tidak akan menggangu perdagangan bilateral yang sudah terjalin," kata Iman.
(ags/gen)