Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank KEB Hana Indonesia menyebut kebijakan Bank Indonesia (BI) menyeret turun rasio
Loan to Value (LTV) kredit pemilikan rumah (KPR) sejalan dengan target bank asal Korea Selatan tersebut dalam mengembangkan segmen bisnis konsumer di Indonesia.
Bisnis konsumer KEB Hana sendiri terdiri dari
wealth management, KPR, dan
bancassurance, serta produk-produk investasi lainnya. Selama ini, portofolio kredit KEB Hana didominasi oleh segmen korporasi, dan kredit usaha kecil dan menengah (UKM).
Martin Lee, Direktur Utama KEB Hana mengatakan, relaksasi LTV KPR membuat uang muka menjadi lebih ringan, terutama untuk KPR rumah pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, BI telah menurunkan uang muka KPR rumah pertama menjadi 15 persen dari sebelumnya 20 persen lewat Peraturan BI Nomor 18/16/PBI/2016.
“Kami optimistis, penyaluran KPR sampai akhir tahun nanti mencapai Rp1 triliun. Pada akhirnya, menopang pertumbuhan bisnis konsumer KEB Hana,” ujar Lee, Kamis (1/9).
Sebagai informasi, segmen kredit konsumer KEB Hana sendiri terbilang baru. Saat ini, kontribusi bisnis konsumer terhadap portofolio kredit perseroan masih kurang dari 5 persen. Diharapkan, sumbangsihnya mencapai 20 persen pada akhir tahun depan.
Secara keseluruhan, KEB Hana membukukan kredit sebesar Rp24,9 triliun hingga Agustus 2016. Capaian ini meningkat 18 persen jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu, yaitu Rp21,1 triliun.
“Kami menargetkan pertumbuhan total kredit tahun ini sebanyak 20 persen. Kontribusi segme korporasi dan UKM masih dominan, namun kami juga melihat pertumbuhan tinggi dari segmen konsumer,” imbuhnya.
Gempur Eskandaru Widansyah, Kepala Pendanaan dan Wealth Management KEB Hana menambahkan, selain dari kredit, perseroan mengincar bisnis konsumer dari sisi pendanaan atau dana pihak ketiga (DPK). Antara lain,
wealth management,
bancassurance, dan produk-produk investasi.
(gen)