VIVA Cari Pinjaman ke 3 Bank Nasional

Dinda Audriene Mutmainah | CNN Indonesia
Selasa, 13 Sep 2016 20:02 WIB
Pinjaman tersebut bertujuan untuk membiayai kembali (refinancing) utang perusahaan kepada Credit Suisse AG Cabang Singapura sebesar US$230 juta.
Ilustrasi utang. (Gadini/Pixabay).
Jakarta, CNN Indonesia -- Demi melunasi utang, PT Visi Media Asia (VIVA) Tbk mencari pinjaman ke lebih dari tiga bank nasional, baik bank negara maupun bank swasta.

Sekretaris Perusahaan VIVA Neil R Tobing mengungkapkan, pinjaman terhadap beberapa bank nasional ini bertujuan untuk membiayai kembali (refinancing) utang perusahaan kepada Credit Suisse AG Cabang Singapura sebesar US$230 juta.

"Kami memang sedang diskusi dengan beberapa bank. Sudah ada lebih dari tiga bank nasional. Utang kami ke Credit Suisse kan berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS). Sehingga, kami rugi foreign exchange (forex) tahun kemarin," ujar Neil, Selasa (13/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun demikian, ia menjelaskan, perusahaan sudah membayar sebagian dari total utang tersebut, yaitu sebesar US$100 juta. Dengan begitu, jika perusahaan berhasil meraih pinjaman berdenominasi rupiah, maka akan terjadi lindung nilai secara alami (natural hedging).

VIVA sendiri menargetkan memperoleh refinancing utang berdenominasi dolar sebesar US$166 juta pada tahun ini.

"Supaya forex hilang jadi hedging. Jadi, kami lagi diskusi dengan beberapa bank nasional untuk refinancing agar utang ke Credit Suisse tidak kena forex loss," imbuh Neil.

Kendati demikian, Neil masih enggan menjabarkan bank apa saja yang tengah dijajaki oleh perusahaan. VIVA menargetkan penjajakan tersebut selesai sebelum akhir Oktober ini, agar dapat segera melunasi hutang ke Credit Suisse.

"Targetnya ya sebelum akhir Oktober lah sudah ada tanda tangan pinjaman dan lain-lain, target pembayaran utang tahun ini harusnya," tutur dia.

Sebagai informasi, total utang perusahaan per semester I 2016 mencapai Rp3 triliun. Sementara, EBITDA perusahaan mencapai Rp408,97 miliar. Rasio pinjaman terhadap EBITDA mencapai 7,35 kali dari akhir tahun lalu 3,36 kali.

Selain melakukan pinjaman terhadap beberapa bank nasional, VIVA juga tengah mencari investor untuk divestasi saham salah satu anak usahanya, yaitu PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) atau pemilik dari stasiun televisi ANTV.

Perusahaan akan menjual maksimal 15 persen saham ANTV dari total kepemilikan VIVA sebesar 90 persen, sehingga total saham VIVA menjadi hanya 75 persen setelah divestasi dilakukan.

"Tapi, itu 15 persen maksimal, kami tidak berencana menjual seluruhnya dan sekaligus. Jadi, secara bertahap, sebagian-sebagian dulu biar dapat harga bagus," papar Neil.

VIVA mencatat pertumbuhan kinerja keuangan pada semester I, di mana pendapatan perusahaan tumbuh sembilan persen menjadi Rp1,21 triliun dari sebelumnya Rp1,11 triliun. Kenaikan tersebut juga berimbas pada pertumbuhan laba bersih perusahaan sebesar Rp96,19 miliar dari sebelumnya yang merugi Rp259,1 miliar. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER