Jakarta, CNN Indonesia -- Garibaldi Thohir, bos perusahaan tambang PT Adaro Energy Tbk menilai, lamanya penghitungan aset menjadi kendala pengusaha dalam melakukan repatriasi aset untuk bisa ikut program amnesti pajak.
"Ini pendapat pribadi saya. Memang dalam menghitung aset itu perlu waktu. Saya sendiri harus cek satu-satu. Takut ada yang kurang," tutur Garibaldi usai menyerahkan persyaratan administrasi program amnesti pajak di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar IV, Gedung Pajak Sudirman, Rabu (14/9).
Hingga siang ini, komitmen repatriasi aset yang disampaikan oleh peserta amnesti pajak baru mencapai Rp21,3 triliun dari target Rp1.000 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain lamanya penghitungan nilai aset, pengusaha juga memiliki alasan lain untuk mempertahankan asetnya di luar negeri karena dinilai lebih menguntungkan.
Ia mencontohkan aset tetap berupa tanah atau bangunan, maupun aset likuid seperti kepemilikan saham pada perusahaan di luar negeri dan simpanan perbankan yang memberikan imbal hasil lebih besar akan tetap disimpan di luar negeri.
Saat ini, kata Boy, sekitar 30 aset yang dimilikinya dan adiknya, Erick Thohir, berada di luar negeri. Tanpa menyebutkan komposisinya, sebagian aset ada yang hanya dideklarasi dan ada yang direpatriasi.
(gen)