Wall Street Kembali Loyo, Saham Apple Cetak Rekor

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 15 Sep 2016 08:08 WIB
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,18 persen ke 18.034,77 poin, sedangkan saham Apple melonjak 3,6 persen ke level tertinggi baru.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,18 persen ke 18.034,77 poin, sedangkan saham Apple melonjak 3,6 persen ke level tertinggi baru. (REUTERS/Carlo Allegri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham di Wall Street AS melemah pada perdagangan Rabu (14/9), karena investor menimbang wacana kenaikan suku bunga, sedangkan harga minyak yang anjlok menyeret saham energi. Di sisi lain, saham Apple melonjak ke level tertinggi tahun ini.

Setelah menghabiskan banyak hari dengan penguatan, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,18 persen ke level 18.034,77 poin dan indeks S&P 500 menyerah 0,06 persen menjadi 2.125,77. Sementara indeks Nasdaq Composite menanjak 0,36 persen menjadi 5.173,77.

Seperti dilansir dari Reuters, spekulasi tentang waktu kenaikan suku bunga dari bank sentral AS (Federal Reserve) telah mengguncang indeks saham utama, terimbas komentar dari pejabat The Fed yang kontras.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indeks S&P 500 masih turun hampir 3 persen dari aksi jual yang curam pada hari Jumat lalu. Hal itu terjadi karena ekspektasi kenaikan suku bunga masih rendah untuk diputuskan dalam pertemuan The Fed pada 20-21 September.

"Apa yang Anda lihat adalah sedikit preview untuk apa yang akan terjadi ketika Fed tidak menaikkan suku bunga. Orang-orang mulai membuat perubahan portofolio mereka," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi Cornerstone Financial Partners.

Di sisi lain, saham Apple melonjak 3,6 persen dan secara singkat menyentuh level tertinggi 2016, dengan kapitalisasi pasar mencapai US$600 miliar untuk pertama kalinya sejak April. Hal itu terjadi karena pelaku pasar menilai iPhone terbaru akan membantu menopang penjualan.

Lonjakan saham Apple tersebut membantu mendorong sektor teknologi di indeks S&P 500 yang naik 0,58 persen, menjadikannya sektor terkuat.

Harga minyak turun 2 persen menyusul data yang menunjukkan penambahan produksi minyak mingguan besar di AS, mengirimkan indeks S&P energi turun 1,15 persen.

Saham Exxon Mobil turun 0,72 persen, menjadi hambatan terberat pada S&P 500. Sementara saham Ford turun 1,94 persen setelah pembuat mobil tersebut menyatakan kinerja keuangan 2017 akan menurun dari tahun ini.

Menurut data Thomson Reuters, sekitar 7 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di atas 6,5 miliar rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER