Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendukung rencana Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk menutup ruang investasi baru di sejumlah sektor industri yang berlebih kapasitas produksi. Beberapa sektor manufaktur yang didorong Menperin untuk ditutup bagi kegiatan penanaman modal adalah industri semen dan karet.
"Industri semen itu produksinya sudah 90 juta ton per tahun dan pasar domestiknya 60 juta ton per tahun. Jadi tentu kita dari segi pemerintah, dalam arti membuat
valve (katup), mana yang over mana yang kurang," ujar Airlangga ketika menerima kunjungan
CNNIndonesia.com di ruang kerjanya, Kamis (25/8).
[Gambas:Video CNN]
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inti dari pembatasan investasi, kata Airlangga, untuk menjaga kesinambungan bisnis semen. Menurutnya, kapasitas produksi semen nasional saat ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan untuk empat hingga lima tahun ke depan.
"Karena kami tidak ingin semuanya tidak
sustainable. Dengan adanya investasi di Papua sudah ada pabrik semen dengan kapasitas 2 juta ton per tahun.
Coverage pabrik semen untuk pembangunan sudah terpenuhi selama empat hingga lima tahun ke depan.
Berbeda halnya dengan industri karet. Airlangga mengatakan pertimbangan utamanya agar investasi baru di sektor ini dibatasi lebih pada faktor harga yang tengah terjun bebas.
"Memang (industri)
crumb rubber dilepas dari DNI (Daftar Negatif Investasi), asing diberi kesempatan. Persoalannya bukan itu, tapi harga karet yang jatuh," tuturnya.
Untuk mendongkrak harga karet, Airlangga mewacanakan program
mandatory pencampuran karet sebesar 5 persen sebagai bahan baku aspal pembuat jalan. Kebijakan ini tengah didorong untuk meningkatkan permintaan dan harga karet yang trennya menurun.
"Kemenperin sudah membuat
prototipe untuk menggunakan karet sebagai bahan campuran pembuatan jalan, aspal, sebesar 5 persen," ungkap Airlangga.
(ags/gen)