Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati didaulat sebagai pembicara dalam Pertemuan Nasional I Legislatif dan Eksekutif Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (27/9). Dalam pertemuan tersebut, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu seperti dosen yang memberikan kuliah ekonomi makro ke para politisi partai beringin.
APBN 2016 disusun berdasarkan nilai yang tinggi, namun kenyataannya minusSri Mulyani Indrawati |
Banyak kisah yang disampaikan Sri Mulyani dalam helatan politik tersebut, mulai dari perlambataan ekonomi dunia dan China, hingga kondisi anggaran negara yang memprihatinkan.
"Kondisi perekonomian dunia masih lemah," kata Sri Mulyani. Itu ditandai dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang selalu direvisi ke bawah. Penyebab utamanya adalah perlambatan ekonomi China, yang pertumbuhannya terus turun ke level terendah: 5,5 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlambatan ekonomi, lanjut Sri Mulyani, mencerminkan permintaan barang dan jasa yang melemah. Fenomena itu turut berpengaruh terhadap harga komoditas yang trennya terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. "Semua menurun karena permintaan melemah," katanya.
Indonesia, kata Sri Mulyani, turut terkena imbas negatifnya. Pasalnya, perekonomian Indonesia sampai saat ini masih sangat bergantung pada komoditas pertambangan dan perkebunan. "Karena itu sektor pertambangan dan pertanian mengalami penurunan drastis," tuturnya.
Alhasil, target-target ekonomi yang dicanangkan pemerintah meleset. Situasi ini membuat tugas Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan tidak mudah. Pasalnya, uang yang masuk ke kas negara dalam dua tahun terakhir selalu kurang dari target yang ditetapkan. Ditambah lagi ada potensi
shortfall tahun ini yang kemungkinan cukup besar. Dampaknya, akselerasi belanja negara menjadi kurang maksimal karena pemerintah terpaksa harus mengetatkan ikat pinggang (berhemat).
Target Tinggi Minus RealisasiMenurutnya, target-target ekonomi yang disusun pada tahun ini terlampau tinggi. Sebab, realita ekonomi yang dihadapi saat ini tidak mendukung untuk mencapai target-target tersebut.
"(Postur APBN) 2016 disusun berdasarkan nilai yang tinggi, namun kenyataannya minus," katanya.
"Jadi waktu menerima pekerjaan sebagai Menkeu, minggu pertama saya lakukan adalah mengevaluasi resiko APBN apa yang paling besar," jelasnya.
Mengurangi alokasi anggaran untuk belanja-belanja non prioritas merupakan pilihan yang paling realistis menurut Sri Mulyani. Intinya, belanja-belanja yang penting dan berdampak luas tetap dijaga porsi anggarannya, seperti untuk mendanai pembangunan infrastruktur, pengentasan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan.
"Belanja ke daerah juga ada yang ditunda. Kami coba identifikasi daerah yang masih memiliki kemampuan keuangan mencukupi dan kita pinjam dulu, DAU-nya kita tunda," jelasnya.
"Kalau memungkinkan sebagian saya ingin bayar kembali pada Desember. Untuk seluruh yang kita tunda Insya Allah bisa dibayarkan pada Januari 2017," janjinya.
(ags)