BEI Pilih Antam jadi Emiten Paling Perkasa Tahun Ini

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Senin, 03 Okt 2016 11:20 WIB
Pengelola pasar modal mencatat penambahan investor Antam mencapai 14,82 persen dari awal tahun hingga saat ini.
Pengelola pasar modal mencatat penambahan investor Antam mencapai 14,82 persen dari awal tahun hingga saat ini. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Aneka Tambang Tbk (Antam) ditetapkan sebagai emiten paling perkasa dari segi penambahan jumlah investor oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Pengelola pasar modal mencatat penambahan investor Antam mencapai 14,82 persen dari awal tahun hingga saat ini.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio menyatakan, dalam satu tahun terakhir, saham Antam paling diminati oleh seluruh investor yang ada, yakni 20 persen dari total keseluruhan dan kepemilikan saham atas reksa dana sebesar 60 persen.

“Antam tidak pernah kena suspensi, memenuhi free float, dan sahamnya paling tidak ditransaksikan empat kali dalam sehari. Jadi memang aktif sekali," ungkap Tito, Senin (3/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas pertimbangan itulah, Tito menetapkan saham emiten berkode ANTM sebagai IDX Best Blue 2016. Sementara, BEI juga memberikan predikat Top Ten Blue 2016 kepada 10 emiten dari total 535 emiten yang ada dengan mempertimbangan faktor fundamental dan memperhatikan masukan dari fungsi pengawasan.

Bila dirinci, sepuluh emiten tersebut yakni PT Astra International Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT HM Sampoerna Tbk, PT Matahari Department Store Tbk, PT Pelat Timah Nusantara Tbk, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, PT PP Properti Tbk, PT Sri Rejeki Isman Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Unilever Indonesia Tbk.

Kriteria yang digunakan oleh BEI dalam menentukan hal tersebut, yakni telah tercatat sejak Agustus 2015, tidak pernah dikenakan suspensi yang disebabkan oleh kesalahan dari manajemen perusahaan, memiliki jumlah saham beredar di publik minimal 7,5 persen.

Selain itu, perusahaan juga telah menyampaikan laporan keuangan Juni 2016 dan laporan keuangan Desember 2015, lalu tidak memiliki ekuitas negatif, dan saham perusahaan telah ditransaksikan setidaknya 80 persen dari jumlah hari perdagangan bursa selama September 2015 hingga Agustus 2016.

Di samping itu, kriteria selanjutnya yaitu nilai rasio profitabilitas pembanding antara laba bersih perusahaan dengan aset bersihnya alias ekuitasnya (return on equity/ROE).

"ROE ini penilaiannya didasarkan kepada dua hal, pertama nilai ROE berdasarkan laporan keuangan Desember 2015 dan Juni 2016, kedua berdasarkan pertumbuhan ROE selama satu tahun terakhir," pungkas Tito.

Selain itu, secara frekuensi saham pada September 2015 hingga Agustus 2016 mencapai 150 ribu, sedangkan dalam sehari mencapai 25 ribu. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER