MAMI Nilai Spin Off Reksadana Syariah Masih Terlalu Dini

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Selasa, 04 Okt 2016 12:35 WIB
Total dana kelolaan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) per Juni 2016 sebesar Rp51,3 triliun, tidak banyak berubah dibandingkan dengan tahun lalu. .
Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Legowo Kusumonegoro menyebut terlalu dini untuk membuat unit syariah sendiri atau pemisahan produk syariah dari induk perusahaan (spin off) seperti yang diinginkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa (4/10). (Dinda Audriene).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pemisahan unit syariah, dengan menjadikan reksa dana syariah unit tersendiri, masih terlalu dini.

Hal itu disampaikan oleh Presiden Direktur MAMI, Legowo Kusumonegoro, Selsa (4/10). Menurutnya, yang terpenting untuk memajukan industri syariah saat ini adalah memperbaiki tata kelola manajer investasi, sebelum membuat unit syariah tersendiri atau memisahkan unit syariah dari induknya (spin off).

"Menurut kami belum saatnya untuk spin off, tapi memang ada ASPM atau ahli pasar modalnya untuk bisa memonitor dan mengawasi bersama-sama dewan pengawas syariahnya, maka kinerja dari manajer investasi syariahnya untuk bisa dipertanggungjawabkan," papar Legowo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia berharap, OJk selaku regulator tidak terburu-buru menerbitkan peraturan terkait pemisahan unit syariah mengingat sumber daya manusia (SDM) di industri pasar modal dan khususnya syariah masih kurang.

"Sekarang industri manajer investasi saja untuk memenuhi ketentuan minimum fungsi saja belum semuanya diikuti oleh teman-teman 85 perusahaan manajer investasi, karena memang talenta (SDM) kami terbatas," tuturnya.

"Mungkin pada saatnya itu menjadi ideal menjadi unit atau spin off tetapi untuk saat ini manajer investasi itu yang penting tata kelola. Tata kelolanya dipastikan agar prinsip syariahnya benar-benar diterapkan," jelasnya.

Namun, ia memastikan MAMI tetap akan mematuhi ketentuan OJK jika aturan pemisahan unit syariah itu jadi terbit.

"Kalau diarahkan sama OJK harus, apa boleh buat. Tetapi peraturannya belum ya," imbuhnya.

Sebagai informasi, total dana kelolaan (Under Asset Management/AUM) MAMI per Juni 2016 berjumlah Rp51,3 triliun. Menurut Legowo, perusahaan tak memiliki target terkait dana kelolaan hingga akhir tahun karena kondisi pasar tak pernah bisa ditebak. Namun, angka tersebut naik jika dibandingkan total dana kelolaan sepanjang tahun 2014 sebesar Rp44,6 triliun.

"Dana kelolaan sangat tergantung pada investor yang masuk, investor yang keluar, yang bisa dikontrol, sama pasar. Nah pengaruh dari pasar ini jauh lebih besar daripada pengaruh investor yang masuk dan keluar, jadi oleh karena itu kami tidak pernah bisa tepat. Kalau investor tumbuh 10 persen, tapi dana investasi tumbuh 5 persen, tapi pasar terkoreksi 15 persen itu pertumbuhannya malah negatif," paparnya.

Selain itu, MAMI juga menargetkan jumlah investor paling tidak sama dengan tahun lalu yakni sebanyak 13.500. Hingga Juni, total investor sudah berkisar setengah dari jumlah target tersebut. Perusahaan saat ini lebih fokus terhadap program edukasi terhadap investor, sehingga diharapkan investor dapat berinvestasi jangka panjang.

"Jadi kami sangat mementingkan program edukasi, supaya mereka yang sudah jatuh cinta kemudian bisa investasi jangka panjang," tutup Legowo. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER