Fitch Ratings Cabut Peringkat Taksi Express

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 19 Okt 2016 17:05 WIB
Fitch Ratings Indonesia menarik peringkat tersebut karena Express telah memilih untuk berhenti berpartisipasi dalam proses pemeringkatan.
Fitch Ratings Indonesia menarik peringkat tersebut karena Express telah memilih untuk berhenti berpartisipasi dalam proses pemeringkatan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Fitch Ratings Indonesia telah menarik Peringkat Nasional Jangka Panjang untuk PT Ekspres Transindo Utama Tbk (Express) di level A- (idn) dengan outlook negatif. Peringkat tersebut telah ditarik tanpa penegasan.

Analis Utama Fitch, Bernard Kie mengatakan pihaknya menarik peringkat tersebut karena Express telah memilih untuk berhenti berpartisipasi dalam proses pemeringkatan.

"Oleh karena itu, Fitch tidak lagi memiliki informasi yang cukup untuk mempertahankan rating. Dengan demikian, Fitch tidak akan lagi memberikan penilaian atau cakupan analisis untuk Express," ujarnya, Rabu (19/10)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rating 'A' dalam Peringkat Nasional menunjukkan ekspektasi risiko gagal bayar yang rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lainnya di negara yang sama. Namun, perubahan keadaan atau kondisi ekonomi dapat mempengaruhi kapasitas pembayaran tepat waktu untuk tingkat yang lebih besar daripada yang terjadi dalam komitmen keuangan yang direfleksikan dengan rating yang lebih tinggi.

Sebelumnya, operator taksi ini akan menjual lahan dengan luas total 10,48 hektare guna membayar sebagian utang ke perbankan. Lahan milik perusahaan taksi tersebut tersebar di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang.

“Rencana kami pada tahun ini adalah memangkas utang bank sebesar 30-40 persen dari total Rp600 miliar. Salah satu opsi utama adalah dengan menjual aset kami yang tidak produktif, yaitu lahan,” ujar Direktur Keuangan Express David Santoso, pertengahan tahun ini.

Sejauh ini, jelas David, perseroan masih menunggu penawaran dari pembeli yang serius.

Direktur Utama Express Daniel Podiman mengatakan, lahan di Bekasi merupakan yang terbesar, yaitu seluas 9,2 hektare. Sementara lahan di Tangerang memiliki luas 1,2 hektare dan di Jakarta seluas 800 meter persegi.

“Ada beberapa yang lihat-lihat. Tapi belum ada serius. Ada sekitar 3-5 pihak dari mulai perseorangan sampai pengembang properti,” ujar Daniel.

Dari sisi kinerja keuangan, Express Transindo babak belur di paruh pertama 2016. Operator taksi berwarna putih tersebut menelan rugi bersih sebesar Rp42 miliar, berbalik negatif dari laba bersih Rp32,49 miliar.

Sejak awal, pendapatan Express Transindo sudah anjlok 26,71 persen menjadi Rp374,06 miliar. Rinciannya, di bisnis utama, pendapatan perusahaan turun 22,5 persen menjadi Rp333,77 miliar. Sementara, bisnis sewa kendaraan dan suku cadang masing-masing turun 58 persen dan 42 persen. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER