Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat setoran cukai ke kas negara sepanjang Oktober 2016 hanya Rp9,28 triliun. Realisasi ini turun 24,9 persen dibandingkan perolehan bulan sebelumnya yang mencapai Rp12,36 triliun.
Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp9,53 triliun, maka capaian Oktober 2016 juga turun tipis sebesar 2,6 persen.
Direktur Penerimaan dan Perencanaan Strategis DJBC Sugeng Apriyanto mengungkapkan, turunnya penerimaan di bulan Oktober sesuai dengan pola tahunan. Selain itu, produsen rokok kembali memperhitungkan dampak kenaikan harga cukai tahun depan setelah meningkatkan produksi pada bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Penerimaan cukai menurun lebih banyak karena fluktuasi tahunan ya,” tutur Sugeng kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (17/11).
Sacara rinci, setoran cukai hasil tembakau (CHT) -penyumbang penerimaan cukai terbesar bulan lalu- turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dari Rp9,05 triliun menjadi Rp8,76 triliun. Capain ini juga turun dari perolehan bulan sebelumnya yang mencapai, Rp11,9 triliun.
Sementara, setoran cukai dari makanan dan minuman etil alkohol tercatat sebesar Rp495,05 miliar dan cukai etil alkohol tercatat sebesar Rp14,98 miliar.
Secara kumulatif, setoran cukai Januari-Oktober telah mencapai Rp87,91 triliun atau sekitar 59,4 persen dari target Rp148,09 triliun. Sebanyak Rp83,77 triliun diantaranya berasal dari CHT.
Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp98,43 triliun, setoran cukai Januari-Oktober tahun ini turun 10,7 persen. Hal itu akibat anjloknya penerimaan cukai di awal tahun yang sebelumnya telah diperkirakan.
Selain itu, kata Sugeng, produksi rokok tahun ini juga mengalami penurunan sejak awal tahun sekitar 1-2 persen.
Kendati demikian, karena tahun ini ada kenaikan CHT, Sugeng masih optimistis penerimaan cukai tahun ini paling tidak sama dengan capaian tahun lalu di mana terealisasi 99,2 persen dari target atau menyumbang Rp144,6 triliun.
“Memang ada penuruna produksi tetapi ada kenaikan sedikit tarif, jadi saya kira perolehan cukai sama dengan akhir tahun lalu,” ujarnya.
Dalam wawancara terpisah, Sugeng mengungkapkan bakal mengamankan target penerimaan cukai tahun ini, DJBC juga akan melakukan upaya tambahan (
extra effort) berupa penindakan produk rokok ilegal.
“Begitu ada penindakan maka produksi legalnya akan semakin meningkat karena pasar yang bisa diisi produk ilegal akan diisi oleh produk legal,” ujarnya.
Di sektor bea, realisasi bea masuk sepanjang Januari-Oktober 2016 tercatat sebesar Rp25,29 triliun atau 75,71 persen dari target Rp33,4 triliun dan bea keluar sebesar Rp2,43 triliun atau 97,2 persen dari target Rp2,5 triliun.
(gir)